AS Larang Staf Diplomatiknya Ada di Yerusalem dan Tepi Barat

Al-Quds ( Timur). (Foto: Mywanderlust.pl)

 

Washington, MINA – Departemen Luar Negeri (AS) pada Selasa (5/12) memerintahkan staf diplomatiknya untuk menghindari Kota Tua Yerusalem dan Tepi Barat.

Langkah itu bertujuan mengantisipasi kemungkinan pecahnya kekerasan Palestina terkait rencana pengumuman Presiden AS Donald Trump yang berniat memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem yang diduduki.

Peringatan tersebut muncul setelah faksi utama Palestina, Hamas dan Fatah, berjanji memprotes rencana pengakuan Trump bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel.

Hamas telah menyerukan “hari kemarahan” pada Jumat di Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza. Demikian Times of Israel memberitakannya yang dikutip MINA.

“Di saat seruan luas untuk demonstrasi yang dimulai pada tanggal 6 Desember di Yerusalem dan Tepi Barat, pegawai pemerintah AS dan anggota keluarganya tidak diizinkan sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk melakukan perjalanan pribadi di Kota Tua Yerusalem dan Tepi Barat,” kata pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS.

Pejabat AS yang mengetahui rencana pengumuman Trump tentang Yerusalem mengatakan, kemungkinan Trump berbicara mengenai masalah tersebut sekitar Rabu (6/12) siang, meskipun secara spesifik masih diperdebatkan.

Namun, beberapa pejabat mengatakan bahwa mereka tidak mengharapkan Presiden Trump menggunakan istilah “ibu kota tak terbagi”, yang akan menyiratkan kedaulatan Israel atas Yerusalem Timur yang tidak diakui oleh PBB. (T/RI-1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.