Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Larangan Memboikot Sesama Muslim

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 10 Juni 2017 - 03:29 WIB

Sabtu, 10 Juni 2017 - 03:29 WIB

576 Views

Holding Hands - United Community Sunset Background

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency)

Agama Islam adalah agama yang mengajarkan persaudaraan, saling mengasihi, saling menolong dan saling membela sesama Muslim dalam kebenaran.

Sehingga dengan itu terciptalah ukhuwah Islamiyyah, bagai satu organ yang tak terpisahkan, bak ikatan rantai yang tak terputuskan. Kelemahan satu sisi menjadi kewajiban menguatkan yang lainnya.

Maka, jika ada dua Muslim yang saling berseteru, kita tidaklah memperkeruh atau menambah perseteruan itu dengan saling membuat blok berlawanan. Namun Allah mensyariatkan untuk saling berdamai karena Allah. Semata-mata karena Allah memerintahkan demikian. Betapapun kuatkan tekanan politik dari pihak lainnya.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan

Allah mensyariatkannya di dalam ayat antara lain:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS.Al-Hujurat [49]:10).

Karena dilandari aqidah itulah, maka seorang Muslim dengan Muslim lainnya adalah bersaudara, dan sebaliknya tidak sepantasnya ada kebencian yang mengakar dalam diri mereka, permusuhan yang berkepanjangan, dan sifat dengki yang menggerogoti akhlak mereka.

Apalagi kalau sudah memboikot saudaranya sesame Muslim, sesama umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sesama orang-orang yang berpedoman sama Al-Quran.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Betapa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam  sangat melarang ujaran dan perbuatan  saling membenci, saling bermusuhan, saling dengki dan apalagi saling memboikot antarsesamanya.

Di dalam hadits dikatakan:

قَالَ لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ

Artinya: “Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim memboikot (mendiamkan) saudaranya melebihi tiga malam.” (HR Bukhari dari Anas bin Malik).

Begitulah Islam adalah agama rahmah, saling berkasih sayang sesma Muslim, bukan membenci dan memusuhi.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Allah Ta’ala menegur di dalam ayat:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Artinya: “Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersama dia (orang-orang beriman), adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keredhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka, dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang disebut) dalam Taurat, dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat, lalu menjadi besarlah dia, dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya, karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir, (dengan kekuatan orang-orang beriman). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.” (QS.Al-Fath [48]: 29)

Marilah, pada bulan Ramadhan penuh berkah ini, Ramadhan Kariem, kita perkuat kembali ikatan persaudaraan Islam, ukhuwah Islamiyyah kal jasadil wahid, yang tak mudah dipecah belah apalagi diadu domba.

Semoga Allah satukan kembali jiwa-jiwa kaum Muslimin di bawah kepemimpinan Al-Quran dan As-Sunnah, yang rahmatan lil alamin. Aamiin. (RS2/P1)

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Timur Tengah
MINA Preneur
MINA Health