LARANGAN GUNAKAN ROK PANJANG PICU KEMARAHAN MUSLIM PERANCIS

Foto: On Islam
Foto: On

, 11 Rajab 1436/30 April 2015 (MINA) – Sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh salah satu sekolah di untuk melarang siswa mengenakan rok panjang di sekolah memicu kemarahan di kalangan komunitas muslim, setelah kepala sekolah bersikeras mengatakan rok panjang terlalu religius.

“Tidak ada yang istimewa dari rok panjang, itu sangat sederhana, tidak ada yang mencolok dan tidak ada tanda agama apapun,” kata siswa yang diidentifikasi sebagai Sarah, On Islam yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

Sarah telah dua kali dilarang masuk ke kelas selama bulan ini oleh kepala sekolah yang menyatakan, rok panjang terlalu mencolok dan berkaitan dengan keagamaan.

“Gadis itu diminta datang kembali ke sekolah dengan pakaian yang netral, namun tampaknya ayahnya tidak ingin anaknya kembali ke sekolah tanpa menggunakan rok panjang,” kata pejabat pendidikan Charleville-Mezieres, Patrice Dutot.

Menurut pejabat itu, Sarah melepaskan jilbab sebelum memasuki lingkungan sekolah.

Keputusan sekolah memicu kemarahan di kalangan muslim Perancis, dengan menggunakan hashtag #JePorteMaJupeCommeJeVeux yang berarti “Saya memakai rok karena saya ingin” dan hashtag itu menjadi tren sejak awal diluncurkan.

“Jika rok digunakan oleh orang kulit putih, itu menjadi terlihat menarik, namun jika dipakai seorang muslim, itu menjadi mencolok,” kata salah satu pengguna twitter.

Di sisi lain, dinas pendidikan daerah itu mendukung keputusan sekolah dan mengatakan, pakaian bisa menjadi bagian dari provokasi.

“Ketika terjadi aksi protes oleh mahasiswa yang terkait dengan insiden ini, misalnya untuk mengenakan jilbab, pendidikan harus tegas menanggapi hal itu,” kata kantor pendidikan di daerah itu dalam sebuah pernyataan.

Kasus Sarah bukan pertama yang terjadi di Perancis, tahun lalu sekitar 130 mahasiswa dilarang masuk kelas karena pakaian mereka yang dinilai terlalu berkaitan dengan agama, menurut CCIF .

“Mengenakan rok panjang itu bukan untuk ajang pamer dan bukan untuk membuat masyarakat menjadi heboh,” kata Abdallah Zekri, Presiden Pengamat Nasional melawan Islamofobia.

Perancis merupakan tempat tinggal bagi hampir enam juta muslim dan jumlah ini merupakan terbesar di Eropa.

Muslim Perancis sering mengeluh atas pembatasan untuk melakukan ibadah dan kegiatan agama Islam.

Pada 2004, Perancis melarang Muslim mengenakan jilbab di tempat-tempat umum dan beberapa negara Eropa mengikuti aturan yang diberlakukan oleh Perancis.

Perancis juga melarang pemakaian cadar di depan umum pada 2011. (T/P006/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)