Gaza, MINA – Latihan militer gabungan dengan sandi “Pilar Kokoh” digelar untuk pertama kalinya dengan diikuti oleh 12 sayap militer dari semua faksi perlawanan di Gaza, Palestina, pada Selasa-Rabu (29-30/12).
Latihan gabungan yang mencakup latihan darat dan pantai itu digambarkan kelompok tersebut sebagai ujian kesiapan mereka untuk menghadapi konfrontasi dengan Israel di masa depan.
Palestinian Information Centre (PIC) melaporkan, Badan Koordinasi faksi-faksi perlawanan Palestina menginformasikan latihan militer gabungan “Pilar Kokoh” ini digelar pasca persiapan intensif sebelumnya.
“Para pejuang perlawanan dengan pertolongan Allah mampu menampilkan kemampuan tempur yang canggih, dengan semangat tinggi, yang menegaskan kesiapan mereka untuk bertempur di semua kondisi,” tulis badan koordinasi perlawanan dalam keterangan persnya, Rabu (30/12).
Baca Juga: Pengungsi Sudan Menemukan Kekayaan Di Tanah Emas Mesir
Latihan gabungan militer ini mencakup semua kawasan di Gaza, dengan skenario menghadapi serangan laut dan udara, serta menghadapi gempuran pasukan tank dan infanteri, dengan memasang jebakan siang dan malam, serta melakukan gempuran ke markas musuh, menyerang markas militer.
Latihan gabungan militer ini juga dilaksanakan operasi sniper serta lemparan granat dengan berbagai jenisnya.
Badan Koordinasi menegaskan, upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan terus dilakukan, serta mengembangkan kerjasama dan koordinasi di antara sayap militer faksi Palestina.
“Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikan kepada segenap bangsa Palestina dan aparaturnya, atas dukungan kepada pejuang perlawanan dan bantuan kepada para pejuang perlawanan untuk menyukseskan latihan gabungan ini,” tulis Badan Koordinasi.
Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia
Badan Koordinasi mengakhiri pernyataannya dengan menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada aparat pemerintah di Gaza, yang memberikan dukungan dan memudahkan latihan, serta berperan dalam menyukseskan latihan gabungan ini, lewat aksi evakuasi dan layanan medis, serta membantu penguatan front internal perlawanan.
Manuver Militer Laut dan Udara
Latihan militer gabungan “Pilar Kokoh” dimulai pada Selasa pagi (29/12) ditandai dengan konferensi pers bersama dari Badan Koordinasi Faksi-Faksi Perlawanan Palestina bersamaan dengan peluncuran roket percobaan melalui laut.
Kelompok perlawanan terlebih dulu mengosongkan tepi dan lepas laut dari nelayan sejak pagi dini hari untuk mempersiapkan situasi dan kondisi bagi manuver militer ini.
Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh
Sementara di udara juga terlihat pesawat drone (tanpa awak) yang dilepaskan sayap Militer Gerakan perlawanan untuk memantau perkembangan latihan yang dikendalikan oleh badan koordinasi. Dari badan koordinasi ini dipantau semua jalannya operasi manuver.
Peserta Latihan Gabungan Militer
Ikut dalam manuver dan latihan gabungan militer ini; Brigade Izzuddin Al-Qassam, Brigade Al-Quds, Brigade Nidhal Amudi, Brigade Abu Ali Mustafa, Brigade Nashir Shalahuddin, Brigade Perlawanan Nasional, Brigade Al-Anshar, Brigade Mujahidin, Brigade Syahid Abdul Qasir Husaini, Brigade Jihad Jibril, Unit Militer Angin Putuh, dan Regu Aiman Jaudah.
Juru bicara militer menegaskan dalam konferensi persnya di awal latihan dengan mengenakan kopiah Palestina tanpa bendera apapun dari faksi khusus perlawanan yang menunjuk persatuan, bahwa latihan militer ini mengungkapkan jelas sikap bersama antar kelompok perlawanan.
Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh
“Perjuangan bertahun-tahun telah memberikan pengalaman unik bagi perlawanan. Kami sudah berada di lembah perlawanan yang sama untuk memetakan basis perlawanan dengan Israel,” kata juru bicara latihan gabungan militer yang tak disebutkan namanya.
Manuver militer besar-besaran ini sengaja untuk membuktikan pertahanan dan kesiapan Gerakan perlawanan membela rakyat Palestina dalam situasi apapun.
Dalam pelatihan ini, muncul senjata-senjata pertahanan seperti Kornet, misil anti pesawat yang menegaskan kesiapan perlawanan dalam pertempuran apapun.
Latihan gabungan tersebut digelar saat memperingati 12 tahun perang Al-Furqan pada agresi Israel 2008 lalu.
Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung
Di Bawah Bendera Palestina
Sepanjang pagi dan siang, di bawah bendera Palestina di seluruh penjuru Jalur Gaza, dengan rencana matang, sayap-sayap militer perlawanan di darat, udara dan laut melakukan simulasi konfrontasi militer utuh dan besar-besaran dengan target otoritas pendudukan Israel.
Manuver militer yang dilakukan sayap militer dari berbagai faksi perlawanan di lapangan yang memfokuskan kepada sisi pertahanan mengantisipasi infiltrasi darat dan laut serta serangan udara dan berbagai operasi lain.
Di sisi lain, kelompok perlawanan menjalankan skoci dan juga satuan Pasukan Khusus Katak melakukan penyelaman dan pengawasan. Di tepi pantai ada simulasi mengatasi infiltrasi pasukan Israel dengan menawan serdadu.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel
Pada sore hari, ada terlihat peluncuran roket dengan berbagai ukuran ke laut. Selain itu juga satuan penembak jitu (sniper) dengan menggunakan pakaian penyamaran.
Perangkap Tank
Di atas pasir di Tel Qathif di Jalur Gaza tengah, perlawanan menggelar manuver militer pertahanan dengan simulasi penghalauan tank-tank Israel dan penyanderaan sejumlah pasukan Israel serta pertahanan terhadap wilayah penduduk dari serangan Israel.
Terdengar ledakan dari misil anti tank di tempat tersebut.
Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel
Lebih dari 70 pasukan perlawanan ikut dalam simulasi perangkap tank ini yang terbagi dari dua sayap.
Latihan gabungan ini ditutup pada Rabu pagi hari (30/12).
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah menegaskan, Latihan Gabungan Militer “Pilar Solid” mengirimkan pesan yang kuat bahwa faksi-faksi perlawanan Palestina bersatu dan siap membela rakyat Palestina setiap saat.
“Ini adalah latihan langsung yang pertama dari jenisnya … ini juga mencerminkan persatuan faksi-faksi Palestina di lapangan dan kesiapan perlawanan Palestina untuk membela rakyat Palestina dari agresi Israel,” pungkas Haniyah. (AK/R1/RI-1)
Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara
Mi’raj News Agency (MINA)