Vladivostok, MINA – Rusia dan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK/Korea Utara) bersiap menjalin kemitraan yang tangguh dan tahan terhadap tekanan Barat, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Rabu (13/9).
Hal ini menyusul pertemuan tingkat tinggi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin DPRK Kim Jong Un di Timur Jauh Rusia. Kedua pemimpin bertemu di Kosmodrom Vostochny, sebuah pelabuhan antariksa Rusia sekitar 1.000 kilometer dari Vladivostok.
Dikutip dari Al-Mayadeen, dalam wawancara yang disiarkan televisi dengan saluran Russia-1, Lavrov menekankan komitmen kedua negara untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan terlindung dari pengaruh Barat yang melanggar hukum.
“Kami dan Korea Utara akan mengembangkan, sebagaimana ditegaskan oleh para pemimpin kami hari ini, kerja sama yang saling menguntungkan dan tidak rentan terhadap tekanan ilegal dari Barat,” kata Lavrov.
Baca Juga: Irlandia Tolak Tarik Pasukan Penjaga Perdamaiannya dari Perbatasan Lebanon
Kunjungan resmi Kim ke Rusia, atas undangan Presiden Putin, ditandai dengan delegasi tingkat tinggi dan pertemuan komprehensif di Kosmodrom Vostochny di Wilayah Amur.
Perundingan yang berlangsung kurang lebih enam jam tersebut, termasuk diskusi selama empat jam antara kedua pemimpin. Kunjungan ini merupakan kunjungan kedua Kim Jong Un ke Rusia, setelah kunjungan sebelumnya dilakukan pada tahun 2019.
“Bagaimanapun, pertemuan kita diadakan pada waktu yang sangat istimewa. Baru-baru ini, Republik Demokratik Rakyat Korea merayakan 75 tahun berdirinya. Selama 75 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antarnegara kita. Izinkan saya mengingatkan Anda bahwa itu adalah pertemuan yang sangat penting. Adalah negara kami yang pertama mengakui negara merdeka yang berdaulat – Republik Demokratik Rakyat Korea,” kata Putin di awal pertemuan. (T/RI-1/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gelar Protes, Mahasiswa Universitas Columbia Sebut Ribuan Nama Korban Syahid di Gaza