Lawan ISIS, Erdogan Ingin Operasi di Al-Bab Suriah Cepat Selesai

Ankara, 7 Rabi’ul Akhir 1438/6 Januari 2017 (MINA) – Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, serangan Turki dalam Operasi Euphrates Shield (Perisai Efrat) untuk mengambil alih kota , Suriah, dari militan Islamic State () harus diselesaikan segera.

“Di Suriah, kami berharap untuk menyelesaikan operasi di Al-Bab dalam waktu singkat,” kata Erdogan pada Rabu (4/1), demikian ARA News memberitakan yang dikutip MINA.

Di masa awal Operasi Euphrates Shield, militer Turki bersama sekutunya, oposisi Suriah, berhasil mengambil alih kota Jarablus pada bulan Agustus 2016 dalam waktu singkat.

Saat ini, pasukan Turki bersama oposisi Suriah terkunci dalam bentrokan sengit melawan militan ISIS di Al-Bab.

Erdogan juga berjanji untuk mengambil alih kota Manbij yang dibebaskan dari ISIS oleh Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pimpinan kelompok Kurdi pada Agustus 2016 lalu. Salah satu alasan Turki melakukan operasi militer di Suriah adalah menargetkan kelompok bersenjata Kurdi.

“Setelah (pertempuran Al-Bab) selesai, kami berkomitmen untuk membersihkan daerah-daerah lain di mana organisasi teror bersarang, terutama Manbij,” kata Erdogan.

Kelompok Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi merupakan tulang punggung pasukan SDF yang melawan ISIS di Suriah utara. Namun, YPG dipandang oleh Turki sebagai organisasi teroris yang mengancam kedaulatan Turki.

SDF bisa berhasil mengusir militan ISIS dari Manbij karena mereka didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, aktivis media Muhammad Al-Jassim mengatakan kepada ARA News, pada Senin (2/1) lalu pesawat tempur Rusia meluncurkan beberapa serangan udara di dekat kota Al-Bab yang menargetkan unit taktis dan posisi pertempuran ISIS.

“Serangan udara Rusia membantu pasukan Turki dan sekutu oposisi untuk maju menuju Bukit Oqail di utara Al-Bab,” kata Al-Jassim.

Menurutnya, serangan udara Rusia bertujuan mendukung kelompok-kelompok oposisi dukungan Turki sebagai bagian dari perjanjian baru dan untuk mengintensifkan kerja sama dalam memerangi ISIS.

Menurut pengamat, jika serangan udara Rusia yang mendukung pasukan Turki di Al-Bab terus berlanjut, maka Operasi Euphrates Shield mungkin akan segera menguasai kota tersebut.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan pada Selasa (3/1) bahwa hanya Turki yang memerangi ISIS, sementara AS dan sekutunya “tidak melakukan apa-apa”.

“Dunia bicara tentang Daesh (ISIS) tetapi tidak melawannya. Hal ini hanya Turki yang melawan Daesh. Amerika Serikat dan yang lain tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya menyediakan (Kurdi Suriah) senjata,” kata Yildirim. (T/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.