Baghdad, MINA – Layanan Internet mulai dipulihkan di beberapa bagian Irak, termasuk ibu kota Baghdad, setelah ditutup selama beberapa hari sejak Selasa (5/11) dalam usaha mengendalikan protes anti-pemerintah yang menuntut kondisi kehidupan yang lebih baik.
MEMO melaporkan Senin (11/11), Perdana Menteri Adil Abdul-Mahdi mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (9/11) keputusan pemerintah memblokir Internet karena “digunakan untuk mempromosikan kekerasan, kebencian dan konspirasi terhadap tanah air serta mengganggu kehidupan publik”.
Ketua Komisi HAM Parlemen Irak mengatakan kepada Al Jazeera bahwa 319 orang telah tewas sejak 1 Oktober dengan lebih dari 15.000 orang terluka. Sebagian besar korban adalah demonstran anti-pemerintah, tetapi petugas keamanan juga tewas dalam kekerasan itu.
Pasukan keamanan Irak di Baghdad menembakkan gas air mata ke para demonstran dan mendirikan penghalang dalam upaya untuk memblokir gerakan mereka. (T/Ast/P1)
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA