Gaza, MINA – Komisaris Jenderal Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, mengatakan, sekitar 258 staf lembaga tersebut telah tewas di Jalur Gaza sejak dimulainya perang genosida Israel di wilayah tersebut 7 Oktober 2023.
Ia menekankan, sudah saatnya mengakhiri blokade di Gaza untuk memungkinkan masuknya pasokan bantuan kemanusiaan yang diperlukan, termasuk pasokan musim dingin.
Komisaris PBB tersebut menambahkan dalam pernyataan kepada media, Selasa (31/12), bahwa hampir 650 serangan telah tercatat terhadap gedung dan fasilitas lembaga tersebut sejak dimulainya perang.
Ia menekankan, lebih dari dua pertiga gedung UNRWA rusak atau hancur, yang sebagian besar digunakan sebagai sekolah untuk anak-anak.
Baca Juga: Pemerintah Palestina Peringatkan Meluasnya Bencana Kelaparan di Gaza
Lazzarini menunjukkan, sedikitnya 745 orang tewas di tempat penampungan lembaga tersebut saat mencari perlindungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia mengungkapkan, setidaknya ada 20 petugas UNRWA yang ditahan di pusat-pusat penahanan Israel. “Sudah saatnya untuk membebaskan semua pekerja kemanusiaan yang ditahan,” tegas Lazzarini.
UNRWA mengatakan, tingkat kekurangan gizi akut di Jalur Gaza 10 kali lebih tinggi daripada sebelum perang Israel di Jalur tersebut.
“Di Gaza, 80% keluarga memiliki setidaknya satu anak yang tidak mendapatkan cukup makanan, dan lebih dari 96% anak-anak dan wanita hamil atau menyusui tidak mendapatkan cukup nutrisi,” tambahnya dalam sebuah pernyataan di platform X, menurut laporan UNICEF November lalu.
Baca Juga: Palestina: Penjajah Targetkan Situs Arkeologi di Yerikho
Badan PBB tersebut menyerukan gencatan senjata segera dan aliran pasokan penting secara teratur untuk memfasilitasi operasi bantuan.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: 2024 Tahun Paling Mematikan bagi Tahanan Palestina