Beirut, MINA – Perdana Menteri Lebanon yang baru, Nawaf Salam, pada Sabtu (8/2) mengumumkan pembentukan kabinet baru yang terdiri dari 24 menteri, dengan pembagian setara antara sekte Kristen dan Muslim.
Presiden Joseph Aoun telah menandatangani dekrit yang meresmikan kabinet ini, yang diharapkan dapat mengatasi krisis ekonomi yang telah berlangsung selama enam tahun dan memulihkan kepercayaan warga terhadap negara, Anadolu melaporkannya.
Dalam pidato pelantikannya, Salam menekankan komitmennya untuk melaksanakan reformasi penting guna mengatasi krisis ekonomi yang telah berlangsung selama enam tahun dan memulihkan kepercayaan warga terhadap negara.
Ia juga berjanji untuk menegakkan gencatan senjata dengan Israel dan memastikan penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon.
Baca Juga: Kebakaran di Sekolah Islam di Nigeria, 17 Siswa Meninggal
Pembentukan kabinet ini menandai pergeseran dari pengaruh Hezbollah, meskipun kelompok tersebut berpartisipasi dalam negosiasi untuk kursi menteri Muslim Syiah.
Pemerintah baru ini bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Teluk. Presiden Aoun, yang tidak didukung oleh Hezbollah, berusaha untuk memperkuat kontrol negara atas senjata, menekankan pergeseran dalam pemerintahan Lebanon.
Pembentukan kabinet ini diharapkan dapat membawa stabilitas politik dan ekonomi bagi Lebanon, yang telah lama mengalami ketidakstabilan politik dan krisis ekonomi. []
Baca Juga: Selama AS di Bawah Trump, Khamenei Haramkan Negaranya Negosiasi
Mi’raj News Agency (MINA)