Beirut, MINA – Lebanon telah membentuk pemerintahan baru, Presiden Lebanon Michel Aoun mengumumkan setelah bertemu dengan Perdana Menteri Najib Mikati dan Ketua Parlemen Nabih Berri di Istana Presiden di Baabda pada Jumat (10/9).
Pembentukan pemerintah bertujuan mengakhiri 13 bulan ketidakpastian, karena Lebanon tidak memiliki pemerintahan resmi sejak Agustus tahun lalu, setelah yang sebelumnya mengundurkan diri usai ledakan pelabuhan Beirut.
Sebagai tanda optimisme tentatif, lira secara signifikan terapresiasi nilainya, diperdagangkan pada 15.500 lira terhadap dolar. Sehari sebelumnya diperdagangkan pada 18.000, The New Arab melaporkan.
Mikati mengepalai kabinet yang beranggotakan 24 orang, sebagian besar terdiri dari tokoh-tokoh yang dipandang sebagai tipe kemapanan, dengan beberapa reformis. Kabinet itu hanya mencakup satu wanita.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mikati, salah seorang terkaya Lebanon, telah menjadi perdana menteri dua kali sebelumnya. Dia ditugaskan untuk membentuk pemerintahan pada 26 Juli setelah perdana menteri Saad Hariri mengundurkan diri.
Awalnya dia mengatakan akan membentuk pemerintahan dengan cepat, atau mengundurkan diri. Namun, optimisme awal untuk membentuk daftar kabinet baru terhalang karena negosiasi dengan blok parlemen saingan berlarut-larut.
Ketidaksepakatan atas susunan kabinet baru menghasilkan kebuntuan yang sengit. Mikati menjadi perdana menteri ketiga yang ditunjuk yang ditugaskan membentuk pemerintahan baru. (T/RI-1?RS3)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)