Beirut, MINA – Perdana Menteri Lebanon, Mustapha Adib pada Senin (21/9) mendesak semua pihak untuk memastikan keberhasilan segera “prakarsa Prancis” dan memfasilitasi pembentukan pemerintahan teknokratis untuk mencegah keruntuhan negara lebih lanjut.
“Lebanon tidak dapat membuang waktu di tengah krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah mempengaruhi negara pada tingkat keuangan, moneter, ekonomi, sosial dan kesehatan,” kata Adib kepada Kantor Berita Nasional Lebanon.
“Penderitaan rakyat Lebanon, yang bergema di seluruh negeri dan bergema melalui perjalanan laut mematikan yang dilakukan kaum muda, membutuhkan kerja sama semua pihak untuk memfasilitasi pembentukan pemerintahan yang berpengaruh dengan agenda konkret,” ujarnya.
Dikutip dari MEMO, Pejabat itu mengungkapkan bahwa pihak-pihak terkait sebelumnya telah menjanjikan dukungan mereka untuk membentuk pemerintahan teknokratis untuk mencegah keruntuhan negara lebih lanjut.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Ini adalah upaya untuk menyelamatkan bangsa dari krisis yang memburuk dan memulihkan kepercayaan warga negara pada negara dan institusi mereka,” tambahnya.
Adib menegaskan, pihaknya tidak akan menyisihkan upaya untuk mencapai tujuan itu bekerja sama dengan Presiden Republik Michel Aoun.
Ia menekankan bahwa penundaan lebih lanjut akan memperburuk dan memperdalam krisis.
“Ini akan mengakibatkan semakin memiskinkan penduduk dan menyabotase upaya negara. Saya tidak berpikir siapa pun dapat memikul beban dan tanggung jawab moral karena menyebabkan lebih banyak rasa sakit kepada orang-orang yang telah sangat menderita,” pungkasnya. (T/R7/P2)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)