yerusalem-22-300x199.jpeg" alt="" width="598" height="397" />
Beirut, MINA – Menteri Luar Negeri Lebanon Gebran Bassil mengumumkan keinginan negaranya untuk mendirikan kedutaan besar Lebanon di Yerusalem Timur (Al-Quds) sebagai tanggapan atas pengakuan Presiden AS Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Dalam sebuah tweet pada Kamis (14/12), Bassil menekankan Yerusalem sebagai “ibukota Palestina”, dan menambahkan bahwa dia telah mengirim sepucuk surat kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk menawarkan pertukaran tanah antara Palestina dan Lebanon guna mengakomodasi kedutaan tersebut. Middle East Monitor (MEMO) melaporkan.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Bassil juga menyebutkan, Abbas telah berjanji bekerja dengan cepat untuk menemukan dan mendapatkan tanah di Yerusalem Timur untuk kedutaan tersebut, dan sebuah keputusan akan dibuat dalam Kabinet Lebanon.
Pengumuman tersebut menandai sebuah langkah penting di Lebanon yang membuktikan pengakuannya atas Yerusalem Timur yang diduduki sebagai ibukota Palestina.
Lebanon tidak mengakui negara Israel, dan pejabat Lebanon tidak memiliki kontak resmi dengan pejabat Israel.
Sehingga yang tetap harus dilihat adalah bagaimana sebuah kedutaan dapat didirikan di Yerusalem Timur yang diduduki atau bagaimana diplomat Lebanon dapat mengakses situs tersebut tanpa persetujuan Israel.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Hari Rabu (13/12) Bassil menemani Presiden Lebanon Michel Aoun ke pertemuan darurat yang diadakan oleh Organisasi Negara-negara Islam (OKI) di Istanbul, yang diminta oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyusul keputusan Trump di Yerusalem.
OKI, yang terdiri dari 57 negara Muslim, mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa Yerusalem Timur adalah ibukota Palestina yang tak terbantahkan lagi. (T/RS2/RS1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama