Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebanon Kecam Serangan Udara Israel yang Hancurkan 300 Alat Berat

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 48 detik yang lalu

48 detik yang lalu

0 Views

Serangan militer Zionis Israel ke Lebanon. (Al Jazeera)

Beirut, MINA – Serangan udara Israel menghancurkan lebih dari 300 unit alat berat di Lebanon selatan, Sabtu (11/10). Menurut laporan media lokal, serangan itu menargetkan enam lokasi penyimpanan alat berat di sepanjang jalan Al-Msayleh.

Kementerian Kesehatan Lebanon, dikutip kantor berita National News Agency (NNA) melaporkan seorang warga Suriah tewas, sementara satu warga Suriah lainnya dan enam warga Lebanon, termasuk dua perempuan, mengalami luka-luka.

Lebih dari 300 kendaraan berat, termasuk buldoser dan ekskavator, dilaporkan hancur, dengan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta dolar AS. Sejumlah bangunan dan tenda di sekitar lokasi juga dilaporkan luluh lantak.

“Situs yang hancur sepenuhnya itu termasuk yang terbesar dan paling dikenal sebagai pusat alat berat di Lebanon,” tulis NNA dalam laporannya. Laporan itu menambahkan, wilayah tersebut kini dipenuhi kobaran api dan jalan Al-Msayleh ditutup akibat kerusakan parah.

Baca Juga: Karzai Kecam Pakistan Atas Serangan Udara di Kabul dan Paktika

Presiden Lebanon Joseph Aoun mengecam keras serangan Israel itu, menyebutnya sebagai “tindakan agresi yang terang-terangan.” Ia menilai, serangan tersebut mengindikasikan upaya Israel memperluas ketegangan ke wilayah Lebanon.

“Keseriusan serangan ini terletak pada kenyataan bahwa serangan dilakukan setelah tercapainya perjanjian gencatan senjata di Gaza,” ujar Aoun, sembari memperingatkan potensi meluasnya konflik ke Lebanon.

Secara terpisah, pesawat tanpa awak (drone) Israel dilaporkan terus terbang di atas ibu kota Beirut dan wilayah pinggiran selatan sejak Sabtu pagi, menurut NNA.

Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon tercapai pada November 2024 setelah berbulan-bulan pertempuran di sepanjang perbatasan. Konflik tersebut memuncak pada September 2024 ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai sekitar 17.000 lainnya.

Baca Juga: Suriah Umumkan Gencatan Senjata dengan Kurdi setelah Bentrokan

Sejak itu, situasi di perbatasan selatan Lebanon tetap tegang, dengan beberapa kali pelanggaran gencatan yang dilaporkan oleh kedua belah pihak. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Aktivis Katolik Italia Cegah Tentara Israel Ganggu Shalat Rekannya, Lalu Ia Bersyahadat

Rekomendasi untuk Anda