Beirut, MINA – Lebanon menyatakan protes penolakan terhadap pelanggaran hak dan kedaulatannya melalui proyek pipa gas yang direncanakan antara pendudukan Israel dengan Siprus dan Yunani.
Menteri Luar Negeri dan Imigran Lebanon Gebran Bassil mengatakan dalam sebuah pernyataan, “surat-surat dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Presiden Majelis Umum, Perwakilan Tinggi untuk Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Uni Eropa, dan Menteri Luar Negeri Siprus, Yunani dan Italia mengenai proyek pemasangan pipa gas antara Israel, Siprus, Yunani, dan Italia.” Laporan MEMO pada Jumat, 8 Maret.
Dalam surat-suratnya, Menteri Lebanon menekankan perlunya “tidak mempengaruhi hak-hak Lebanon di Zona Ekonomi Khusus dan kebutuhan untuk memohon hukum internasional terkait laut dan koordinat yang dikirim oleh Lebanon ke Kantor Sekretaris Jenderal PBB.”
Dia menekankan dalam hal ini bahwa “Lebanon tidak akan membiarkan pelanggaran hak dan kedaulatannya.”
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Ada perselisihan antara Lebanon dan pendudukan Israel atas demarkasi perbatasan maritim di antara mereka. Lebanon menuduh pendudukan itu mengurangi sekitar 860 kilometer persegi dari laut Lebanon yang berisi cadangan minyak dan gas yang menjanjikan.
Pada tahun 2009, sebuah ladang gas ditemukan di Mediterania timur di dalam perbatasan Lebanon, Siprus, wilayah Palestina yang diduduki, dan Mesir.
Ukuran cadangan laut Lebanon diperkirakan mencapai 96 triliun kaki kubik dan 865 juta barel minyak. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel