Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar
Lebaran Idul Fitri 1455 telah usai. Mudik, reunian, saling kunjung dan memaafkan juga sudah selesai.
Aktivitas rutin pun mulai dijalani kembali. Pekerjaan rumah tangga, lingkungan, kantor, dan sebagainya telah menanti.
Satu lagi, dan ini salah satu yang pokok dari hasil kegiatan bulan suci Ramadhan, yakni kembali pegang Al-Quran, kembali buka Al-Quran, dan kembali baca Al-Quran.
Baca Juga: Pelajaran dari Surah Al-Ahqaf dan Relevansinya untuk Generasi Saat Ini
Di komunitas One Day Khatam Quran (ODKQ) yang dikoordinir oleh Sumanto, berpusat di Bekasi, Jabar, setoran one day one juz pun sudah dimulai, terhitung mulai Senin, 15 April 2024.
Targetnya tentu, tetap terjaganya khataman Al-Quran masing-masing individu sebulan sekali.
Kita memulai kembali bertadarus Al-Quran sebagai bacaan yang paling mulia, karena ia merupakan kalam Allah Yang Maha Mulia, dibawa oleh malaikat yang mulia Jibril Alaihis Salam, diterima oleh Rasul-Nya yang mulia Muhammad Shallallahu ’Alaihi Wasallam.
Kemuliaan Al-Quran juga karena awal mula diturunkan pun pada bulan paling mulia yakni bulan suci Ramadhan. Diimani dan diikuti oleh umatnya yang mulia, yakni umat Islam.
Baca Juga: Adab dan Akhlak yang Mulai Hilang dari Generasi Muda
Orang yang mengetahui kemuliaan Al-Quran, ia pasti akan mencintanya, membacanya, menghayati kandungan isinya, berusaha menghafal ayat demi ayat-Nya, dan yang paling pokok adalah berusaha mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Karena Al-Quran sebagai bacaan yang mulia itulah, maka seorang Muslim yang membacanya pun akan mendapatkan pahala keberkahan dari huruf demi huruf yang dibacanya.
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا , لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ , وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ , وَلَامٌ حَرْفٌ , وَمِيمٌ حَرْفٌ.
Baca Juga: 7 Jalan Menggapai Derajat Taqwa Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits
Artinya : “Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf.” (H.R. At-Tirmidzi).
Pada hadits lain dikatakan :
الَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهُوَ مَاهِرٌ فِيْهِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِيْنَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ شَاقٌّ عَلَيْهِ لَهُ أَجْرَانِ
Artinya : “Orang yang mahir membaca Al Qur’an, ia akan bersama para malaikat mulia yang selalu berbakti. Adapun orang yang membaca Al Qur’an dan bacaannya belum bagus dan merasa kesulitan, ia akan memperoleh dua pahala.” (H.R. Muslim).
Baca Juga: Taat kepada Allah dan Rasul: Ujian Kepatuhan Sejati
Oleh karena itu, sesuai dengan namanya, Al-Quran adalah bacaan, maka kita sendirilah yang menjadikan Al-Quran itu menjadi Al-Quran bagi diri kita sendiri. Bagi orang yang melalaikan Al-Quran sebagai bacaan, berarti ia sendiri telah menghilangkan Al-Quran itu sendiri dalam kehidupannya. Na’udzubillahi min dzalik.
Di samping pahala membaca Al-Quran, Al-Quran juga merupakan sumber keberkahan hidup. Oleh karena itu hanya dengan mengikuti Al-Quran keberkahan hidup itu bisa dirasakan oleh setiap Muslim. Allah menyatakan di dalam ayat-Nya :
وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
Artinya : “Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (Q.S. Al-An’am [6] : 155).
Baca Juga: 6 Hal Yang Perlu Diketahui tentang Bahaya Riba
Imam Al-Qurtubi menjelaskan bahwa Al-Quran disifati dengan Mubarak (yang diberkahi) karena mengandung banyak kebaikan di dalamnya. Adapun “fattabi’uuhu” maknanya adalah “i’maluu bimaa fihi” (amalkanlah semua hal yang terkandung di dalam Al-Quran).
Pada ayat lain dikatakan :
وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَاۚ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۖ وَهُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ
Artinya : “Dan ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan Kitab-Kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Qur’an) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.” (Q.S. Al-An’am [6] : 92).
Baca Juga: Kemuliaan Ahlul Qur’an: Dari Dunia Hingga Akhirat
Imam Al-Alusi dalam Tafsir Ruhul Ma’ani menjelaskan, Al-Quran disebut Mubarak yaitu banyak faedah dan manfaatnya, yang berguna bagi manusia dalam urusan dunia dan akhirat, serta mengandung ilmu.
Ibnu Qayyim Al-Jauziy mengatakan, Al-Quran lebih berhak untuk menyandang nama Mubarak, yang penuh berkah, karena disebabkan sempurnanya kebaikan di dalamnya dan berlimpah manfaat yang mengalir darinya dalam berbagai segi.
Pada ayat lain disebutkan :
وَهَٰذَا ذِكۡرٞ مُّبَارَكٌ أَنزَلۡنَٰهُۚ أَفَأَنتُمۡ لَهُۥ مُنكِرُونَ
Baca Juga: Metode Dakwah Rasulullah: Hikmah dan Keteladanan
Artinya : “Dan Al-Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka Mengapakah kamu mengingkarinya?” (Q.S. Al-Anbiya [21] : 50).
Pada ayat lain dikatakan :
كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Artinya : “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Q.S. Shaad [38] : 29).
Baca Juga: Menjaga Tutur Kata dan Kehormatan: Pelajaran Berharga dari Surat Al-Hujurat Ayat 11
Inilah Al-Quran induk dari segala serba-serbi kebaikan dan keberkahan seisi bumi. Kebenaran yang turun dan datang dengan benar, dan mengajak kepada kebenaran. Ia membedakan mana yang haq dan bathil. Cahaya yang menyingkap segala gelap dan menjelaskan semua hakekat.
Inilah Al-Quran yang jika suatu kaum membaca dan mengkajinya di rumah Allah, maka rahmat dicurahkan, para Malaikat menaungkan sayap-sayapnya, sakinah turun ke dalam hati mereka yang mentadarusi al-Quran, dan Allah mengampuni dosa-dosa orang-orang tersebut.
Semoga bulan mengawali aktivitas seperti sediakala pada bulan Syawal usai mudik ini, kita mantapkan diri untuk kembali melanjutkan membaca, bertadarus, mengkaji dan pada akhirnya mengamalkan Al-Quran dalam kehodupan sehari-hari. Aamiin. (A/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tanggung Jawab Suami dalam Mendidik Anak Menurut Islam