Yerusalem, MINA – Data yang tersedia mengenai apa yang disebut “serangan serigala tunggal” terhadap kepentingan Israel, pada tahun 2017 lalu, mengungkapkan, lebih dari 1.300 serangan, berhasil dicegah.
Pada umumnya, “serangan serigala tunggal” dilakukan oleh warga Palestina secara perorangan yang menargetkan tentara dan warga Israel.
Serangan semacam itu biasanya didasarkan dorongan pribadi sebagai warga Palestina tanpa didukung oleh operasional kelompok-kelompok perlawanan Palestina.
Namun data menunjukkan, angka 2017 itu menurun dibandingkan tahun 2016, ketika keamanan Israel berhasil menggagalkan lebih dari 2.200 “serangan serigala tunggal”, demikian Times of Israel melaporkan yang dikutip MINA, Ahad (18/3).
Baca Juga: Sektor Pariwisata Israel Hancur, 90 Hotel Tutup Sejak Perang
Tapi, demikian laporan itu selanjutnya, angka tahun ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat, sekitar 200 “serangan serigala tunggal” dilakukan dalam dua bulan lebih terakhir saja.
Serangan terbaru terjadi pada Jumat (16/3) sore di dekat Jenin. Pemuda Palestina, Ala Qabha (26), menabrakkan mobilnya kepada sejumlah tentara Israel, menewaskan dua tentara dan melukai dua lainnya.
Menurut dinas keamanan Israel, Shin Bet, hasil interogasi terhadap Ala Qabha yang mengalami luka dalam insiden itu, beserta temuan lainnya, mengindikasikan bahwa serangan itu dimotivasi oleh rasa cinta pada Palestina.
Serangan Qabha itu dilakukan bertepatan 100 hari setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember lalu. Pengakuan itu membuat bangsa Palestina dan Muslim dunia marah. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Pengadilan Tinggi Israel Perintahkan Netanyahu Tanggapi Petisi Pengunduran Dirinya
Mi’raj News Agency (MINA)