Baghdad, MINA – Setidaknya 1,2 juta warga Irak masih mengungsi di kota-kota dan kamp-kamp di bagian utara dan barat negara itu, kata pemerintah Irak, Senin (29/4).
Sementara sekitar 500.000 orang terlantar berada di kamp-kamp pengungsian di seluruh negeri, 700.000 orang masih terlantar di kota-kota, kata Wakil Menteri Luar Negeri Migrasi dan Pemindahan Jassem al-Attiya, Anadolu Agency melaporkan.
Al-Attiya mengatakan, lembaganya berkoordinasi dengan PBB, meluncurkan “rencana pengembalian pengungsi ke rumah mereka dalam tenggat waktu satu tahun.”
Rencana itu akan menemukan solusi atas masalah yang menghambat pengungsi untuk kembali ke rumah mereka, menurut al-Attya.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Lebih dari 5 juta warga Irak terpaksa mengungsi dari distrik di provinsi Nineveh, Kirkuk, Saladin, Anbar, Diyala, serta beberapa bagian dari Babil dan pinggiran Baghdad setelah para teroris Daesh (ISIS) yang memproklamirkan diri dilaporkan menguasai sebagian besar Irak utara dan barat di Irak tahun 2014.
Setelah para pejabat di Baghdad menyatakan bahwa kehadiran militer kelompok teror di Irak telah dibubarkan setelah operasi yang didukung oleh koalisi pimpinan AS pada Desember 2017, banyak yang kembali ke rumah.
Namun beberapa masih tidak dapat kembali ke lingkungan mereka karena kehancuran rumah mereka.
Selama perang melawan Daesh, infrastruktur dan layanan dasar banyak yang hancur. (T/RS2/RS1)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Mi’raj News Agency (MINA)