PARIS, MINA – Polisi Perancis mengatakan telah menahan sekitar 354 orang pada Sabtu pagi (8/12) menjelang demonstrasi yang dikhawatirkan akan menjadi yang terburuk.
Menara Eiffel dan Museum Louvre ditutup bersama dengan ratusan toko dan bisnis.
Di Paris pihak berwenang mengerahkan kendaraan lapis baja penghalang barikade dan 8.000 polisi.
Secara nasional, sekitar 89.000 pasukan keamanan menyebar untuk mencegah atau menghadapi para pembuat onar yang diperkirakan melakukan berbagai protes, demikian Times of Israelmelaporkan yang dikutip MINA.
Baca Juga: Shutdown Pemerintah AS Picu Gejolak Ekonomi Domestik
Pemerintah pimpinan Presiden Emmanuel Macron telah memperingatkan bahwa unjuk rasa “Rompi Kuning” pada Sabtu di Paris kemungkinan akan dibajak oleh orang-orang yang “radikal dan memberontak”.
Sudah tiga pekan lamanya Rompi Kuning memimpin aksi protesmenentang kebijakan pajak pemerintah Paris.
Kerusakan setelah kerusuhan dan penjarahan Sabtu pekan lalu yang menyebabkan 130 orang terluka dan menjadi kerusuhan perkotaan terburuk di Paris dalam beberapa dekade.
Gerakan akar rumput ini dimulai sebagai perlawanan terhadap kenaikan pajak solar dan bensin.
Baca Juga: Dua Warga Yahudi Tewas dalam Serangan di Sinagoga Manchester, Inggris
Macron telah setuju untuk membatalkan kenaikan pajak bahan bakar, tetapi itu tidak meredakan kemarahan yang diwujudkan oleh kelompok Rompi Kuning. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Viral Penyerangan Armada Sumud Flotilla, PBB Desak Israel Hormati Hukum Laut Internasional