Rafah, 24 Muharram 1438/25 Oktober 2016 (MINA) – Lebih dari 4.400 warga Palestina di Jalur Gaza meninggalkan wilayah yang terblokade itu dalam tujuh hari dibukanya perlintasan Rafah antara Gaza dan Mesir yang berakhir Senin.
Badan Perlintasan Gaza dalam pernyataannya mengatakan sebagaimana laporan Pusat Informasi Palestina yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa, sebanyak 4.469 warga yang terdiri dari para pasien (orang sakit), mahasiswa atau yang masa berlaku paspor dan visanya sudah habis, diutamakan menyeberang melintasi Rafah.
Sementara yang masuk ke wilayah Gaza pada saat tersebut sekitar 1.115 orang.
Ada juga yang ditahan Pemerintah Mesir di perlintasan sebanyak 306 orang yang akan meninggalkan Gaza, tanpa sebab yang jelas.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Menurut orang yang tak mau disebutkan namanya, jumlah ini merupakan yang terbesar sejak ditutupnya perlintasan Rafah pada tahun 2013 lalu, setelah militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi. Perbatasan Mesir – Gaza dinilai Pemerintah Mesir sebagai rawan karena adanya kekuatan-kekuatan anti pemerintah di sana.
Pemerintah Mesir kembali menutup perlintasan Rafah pada Senin kemarin, setelah dibuka selama tujuh hari secara terpisah dari kedua arah. (T/R05/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina