Myawaddy, Myanmar, 16 Syawwal 1438/10 Juli 2017 (MINA) – Sudah lebih 60.000 migran Myanmar menyeberangi perbatasan Thailand untuk pulang ke negerinya dalam dua pekan, setelah pemerintah Bangkok tiba-tiba menerapkan denda tinggi bagi pekerja migran ilegal.
Kebanyakan dari mereka hanya membawa barang-barang kecil yang bisa dimasukkan ke dalam tas dan ransel.
Para migran berbondong-bondong pulang ke negerinya setelah pemerintah Bangkok mengesahkan undang-undang baru yang menargetkan jutaan pekerja migran yang tidak berdokumen di Thailand.
Keputusan ketenagakerjaan Thailand yang tiba-tiba itu meningkatkan jumlah denda pada pekerja yang tidak terdaftar dan kepada atasan mereka.
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
“Jika kita ditangkap, kita harus membayar uang ke polisi. Jika ini terjadi, semua uang kita akan hilang,” kata Thu Ya (32), migran Myanmar yang bekerja di pabrik plastik Thailand. Demikian Arab News memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Thu Ya bersiap untuk pulang ke kota Myawaddy di perbatasan timur Myanmar.
Sebagian besar angkatan kerja tidak memiliki dokumentasi dan kehidupan yang layak, mereka takut dieksploitasi oleh polisi, atasan, dan pedagang gelap.
Para migran mengakui, mendapat pekerjaan dan upah yang layak sulit didapat di Myanmar.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Saya akan mempertimbangkan untuk kembali secara legal, dengan dokumen lengkap,” kata Thu Ya yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Thailand. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina