Kabul, MINA – Sekitar sepertiga penduduk Afghanistan menghadapi kerawanan pangan akut, yang semakin diperparah oleh serangkaian gempa bumi baru-baru ini yang melanda wilayah barat laut negara yang dilanda perang tersebut.
Menurut angka yang dikeluarkan oleh Program Pangan Dunia (WPF) pada Hari Pangan Sedunia, lebih dari 15 juta orang menghadapi kerawanan pangan akut, dan 2,8 juta orang berada dalam tingkat darurat (selangkah lagi menuju kelaparan). Anadolu melaporkan, Senin (16/10).
“Kami mengingatkan dunia bahwa di Afghanistan, 15 juta orang tidak tahu dari mana makanan mereka selanjutnya berasal. Itu adalah 1/3 dari populasi” kata WPF dalam sebuah pernyataan di X pada hari Senin.
Bahkan sebelum gempa bumi mematikan yang mengguncang provinsi barat laut Herat yang berbatasan dengan negara tetangga Iran, hampir 29 juta orang, dua pertiga dari populasi Afghanistan membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan pada tahun 2023.
Baca Juga: AS Tingkatkan Serangan terhadap Cabang Al-Qaeda Hurrasud-Din
Jumlah tersebut meningkat dari 24,4 juta pada tahun 2022 dan 18,4 juta pada tahun 2021.
Sejak Taliban kembali berkuasa dua tahun lalu, Afghanistan menghadapi tantangan ekonomi yang berat.
Hal ini terjadi di tengah blokade cadangan devisa Afghanistan yang berjumlah sekitar $7 miliar oleh AS sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021.
“Gempa bumi Herat adalah bencana lain selain krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan. Warga Afghanistan membutuhkan dukungan segera,” tambah WFP.
Baca Juga: India Pertimbangkan Terima Duta Besar Taliban karena Alasan Tiongkok
Ketika negara ini sedang berjuang untuk mengatasi situasi pasca gempa, bantuan kemanusiaan terus mengalir.
Sebuah pesawat Tiongkok yang membawa bantuan kemanusiaan untuk korban gempa senilai 30 juta yuan (sekitar $4,1 juta) mendarat di Kabul pada hari Senin, menurut laporan media pemerintah Bakhtar News.
Pemerintah Afghanistan telah meperbaharui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 1.000 orang.
Namun Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Afghanistan menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 1.384 orang, dan 853 orang terluka. Lebih dari 2.500 rumah telah hancur total.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
Sekitar 3.067 rumah juga terkena dampak gempa, termasuk 2.499 rumah hancur total.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, gempa bumi mematikan ini telah berdampak pada lebih dari 43.000 orang.
“318.000 orang membutuhkan bantuan kemanusiaan setelah gempa bumi Herat, 76.000 lebih di antaranya adalah perempuan dan anak perempuan dalam usia subur, sementara 7.400 lebih sedang hamil,” kata Dana Kependudukan PBB di Afghanistan di X.
Afghanistan sering dilanda gempa, terutama di pegunungan Hindukush, yang terletak di dekat pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan India. (T/R7/P1)
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza