Gaza, MINA – Lebih dari 10.000 warga Palestina kini terjebak di Gaza Utara yang terkepung saat Israel terus melancarkan serangan mematikan ke rumah sakit.
Dilansir dari Press TV, Pertahanan Sipil Gaza telah berbagi cerita tentang situasi mengerikan di Gaza Utara di mana operasi kematian dan penghancuran Israel telah mengurangi populasi dari 200.000 menjadi 10.000.
Juru Bicara Pertahanan Sipil Gaza pada Jumat (3/1) menuduh pasukan pendudukan Israel melaksanakan cetak biru militer yang bertujuan menghancurkan infrastruktur dan populasi Gaza Utara.
Ia mengatakan, cengkeraman Israel pada sistem kesehatan dan pertahanan sipil Gaza telah menyebabkan situasi kemanusiaan memburuk dengan cepat.
Baca Juga: RS Al-Awda Jadi Target Serangan Berikutnya Tentara Penjajah Israel
Israel telah mengeluarkan beberapa perintah evakuasi dalam beberapa bulan terakhir dan secara paksa memindahkan ratusan ribu warga Palestina dari Gaza Utara.
Angka terbaru menunjukkan pengurangan enam persen dalam populasi Jalur Gaza setelah 15 bulan operasi genosida Israel.
Sebagian besar wilayah di sekitar kota-kota utara seperti Beit Hanoun, Jabalia, dan Beit Lahiya telah dibersihkan dari penduduk dan diratakan dalam beberapa pekan terakhir.
Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, tidak ada tempat yang aman di Gaza dan evakuasi memperburuk kondisi kemanusiaan penduduk.
Baca Juga: Perlawanan Pejuang Al-Qassam Hancurkan Lima Tank Israel di Gaza Utara
Lembaga amal medis Doctors Without Borders atau Médecins Sans Frontières (MSF), baru-baru ini mengatakan, serangan Israel yang didukung AS telah mengubah Gaza menjadi “perangkap maut.”
“Ini tidak terjadi begitu saja. Kemunafikan dan keterlibatan sekutu Israel memungkinkan tatanan sosial Gaza dihancurkan tanpa hukuman.” Paula Gil, presiden lembaga amal medis cabang Spanyol mengatakan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: WHO: Israel Halangi 12.000 Korban Luka untuk Berobat di Luar Gaza