Ramallah, 23 Jumadil Akhir 1438/21 Februari 2017 (MINA) – Lebih dari 100.000 warga Palestina mengirimkan surat kepada Presiden AS Donald Trump , yang isinya mengingatkan hak-hak untuk kebebasan, penentuan nasib sendiri bagi Palestina dan mengakhiri pendudukan Israel.
“Sebuah kampanye publik besar-besaran melalui surat-surat itu mendesak Trump untuk menjaga kebijakan AS yang sudah lama berlangsung dalam mendukung solusi dua negara,” kata Direktur Pusat Pemuda Palestina Mohammed Abu Ras pada Ynet News akhir pekan lalu, yang dikutip MINA.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Abu Ras menambahkan, kampanye skala luas ini diselenggarakan oleh Pusat Pemuda untuk Pembangunan dan Inovasi Arab di kota Nablus, Tepi Barat, dan bahwa kampanye telah dilakukan selama 11 hari, mulai 20 Januari, saat hari pelantikan Trump.
Inisiatif ini telah mengumpulkan surat-surat dari para pemuda Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta dari pengungsi Suriah dan warga negara Lebanon.
“Semua surat difokuskan pada hak Palestina untuk kebebasan dan penentuan nasib sendiri, mengakhiri pendudukan, melaksanakan resolusi hukum internasional, konvensi internasional dan perjanjian yang berkaitan dengan masalah Palestina,” lanjutnya.
Isi surat menyeru Trump untuk berdiri pada prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia, serta untuk menghormati legitimasi internasional dalam menemukan solusi yang adil dan abadi untuk Palestina,” tambah Abu Ras.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Ahmed Jamil Azam, salah satu pengirim surat itu, mahasiswa pada Fakultas Seni dan Studi Internasional di Universitas Birzeit dekat Ramallah, mengatakan, surat yang ia kirim bertujuan untuk mengingatkan kepada Presiden Trump tentang posisi positif politik Palestina dalam proses perdamaian.
Kampanye surat dikirim berkaitan dengan pernyataan Trump sebelumnya yeng menyebut tidak berkomitmen untuk solusi dua-negara. Trump juga hendak memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem (Al-Quds), dekat Masjid Al-Aqsha.
Liga Arab juga telah mengeluarkan respon tajam atas pernyataan Trump, akan konsekuensi yang bakal timbul jika kedutaan AS di Tel Aviv jadi pindah Yerusalem.
Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit mengatakan bahwa konflik Palestina-Israel dalam proses solusi dua-negara. Namun proses tampaknya mulai goyah dengan pernyataan-pernyataan Trump.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
“Hal ini membutuhkan penyelesaian yang komprehensif dan hanya berdasarkan pada solusi dua negara serta pembentukan negara Palestina merdeka dengan perbatasan tahun 1967 dan ibukota di Yerusalem (Al-Quds),” ujar Aboul Gheit setelah bertemu dengan Sekjen PBB António Guterres di Kairo.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga memperingatkan akan akibat meninggalkan ide solusi dua-negara, dalam konferensi pers bersama Trump dengan Netanyahu.
“Tidak ada solusi alternatif untuk situasi antara Palestina dan Israel, selain solusi mendirikan dua negara, dan kita harus melakukan semua yang dapat dilakukan untuk menjaga ini,” kata Guterres, Rabu (15/2/2017) selama kunjungan di Kairo. (T/RS-2/P1
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon