Gaza, 15 Syawwal 1435 / 11 Agustus 2014 (MINA) – Wakil Menteri Pendidikan dan Pendidikan Tinggi Palestina, Dr. Ziad Tsabit, mengatakan, lebih dari 180 sekolah milik pemerintah, PBB dan swasta, rusak akibat agresi brutal Zionist Israel di Jalur Gaza.
Ada sekolah yang tidak dapat digunakan lagi pada awal tahun ajaran nanti sebelum direnovasi kembali, katanya.
Dr. Tsabit juga menyatakan, Kementerian Pendidikan melakukan diskusi unutk bekerjasama dengan badan PBB UNRWA dan lembaga-lembaga pendidikan untuk memulai tahun ajaran baru. Demikian Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza melaporkan.
Dia menekankan akan tetap memulai tahun ajaran sesuai dengan jadwal yang ada, terlepas dari hambatan yang ada seperti hancurnya sekolah ataupun dipakainya sekitar 80 sekolah milik UNRWA dan pemerintah untuk menampung para pengungsi.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Tsabit juga menyatakan, agresor Israel sengaja menargetkan fasilitas pendidikan. “Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar para syuhada dan yang terluka adalah anak anak dan siswa sekolah. Lainnya sekitar 10 karyawan Kementerian Pendidikan syahid dan banyak yang mengalami luka-luka,” ujarnya.
Israel menargetkan bangunan sekolah, taman kanak kanak, hingga perguruan tinggi, bahkan setidaknya delapan universitas dan perguruan tinggi diserang Israel sehingga mengalami kerusakan parah.
Universitas Islam Gaza, yang merupakan universitas terbesar di Jalur Gaza juga turut menjadi sasaran serangan Israel. Bangunan rektorat setinggi 7 lantai hancur diserang israel dari berbagai sisi, sehingga tidak bisa lagi digunakan.
Tidak hanya itu sekolah sekolah milik PBB di mana banyak terdapat pengungsi juga menjadi sasaran serangan Israel. Para pengungsi sempat menganggap sokolah PPB tersebut amam dari serangan israel tapi ternyata juga turut menjadi sasaran. (K01/IR)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka