Lebih dari 2.000 Akademisi Tuntut Pengunduran Diri Menteri Pendidikan Jerman

Para Akademisi di Berlin berdemonstrasi menuntut pengunduran diri Menteri Pendidikan Jerman, Bettina Stark-Watzinger. (Photo: Anadolu Agency)

Berlin, MINA – Lebih dari 2.000 akademisi telah menandatangani surat yang menuntut pengunduran diri Menteri Pendidikan Jerman atas upayanya memberikan sanksi kepada para sarjana yang mendukung hak mahasiswa pro-Palestina untuk melakukan protes.

Menteri Bettina Stark-Watzinger semakin mendapat kecaman setelah laporan media mengungkapkan bahwa kementeriannya memulai tinjauan hukum bulan lalu untuk memeriksa surat terbuka yang dikeluarkan oleh para sarjana tersebut, dan kemungkinan penghentian dana untuk studi mereka, demikian Anadolu Agency melaporkan, Sabtu (15/6).

“Akademisi di Jerman mengalami serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap hak-hak dasar mereka, pada peringatan 75 tahun Undang-Undang Dasar,” kata para akademisi dalam sebuah pernyataan pada Jumat (14/6).

Baca Juga:  Usai Buat AS Tegang, Kapal Perang Rusia Tinggalkan Kuba

“Melalui tindakan intimidasinya saja, tindakan Menteri ini berisiko merusak secara permanen hak kebebasan akademik yang telah diperoleh dengan susah payah dari campur tangan politik dan negara,” tambah mereka.

Pada tanggal 8 Mei, lebih dari 300 akademisi dari universitas Berlin menyatakan dukungan mereka terhadap kamp protes pro-Palestina di kampus Universitas Berlin, dan membela hak mahasiswa untuk berdemonstrasi.

“Terlepas dari apakah kami setuju dengan tuntutan khusus dari kamp protes, kami membela mahasiswa kami, dan membela hak mereka untuk melakukan protes damai, yang juga mencakup pendudukan halaman universitas,” kata mereka.

Para akademisi menuduh manajemen universitas menjadikan para demonstran sebagai sasaran kekerasan polisi.

Laporan media mengungkapkan, beberapa hari setelah surat terbuka itu, kantor Menteri Bettina Stark-Watzinger memulai tinjauan hukum untuk mengkaji kemungkinan sanksi berdasarkan undang-undang kepegawaian dan hukum pidana terhadap para akademisi ini, termasuk opsi untuk mencabut pendanaan untuk studi mereka.[]

Baca Juga:  Gambaran Bidadari-Bidadari Surga

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Habib Hizbullah

Editor: Widi Kusnadi