London, MINA – Lebih dari 300.000 orang memadati pusat Kota London, Sabtu (6/9) dalam Aksi Global untuk Gaza, menjadikannya salah satu aksi massa terbesar di Inggris dalam beberapa dekade terakhir.
Aksi yang merupakan bagian dari 30th National March for Palestine ini dimulai dari Russell Square hingga Whitehall, menyerukan gencatan senjata permanen, diakhirinya blokade terhadap Gaza, serta tuntutan pertanggungjawaban atas kejahatan perang penjajah Israel terhadap rakyat Palestina.
Lautan manusia membawa bendera Palestina dan berbagai poster menentang penjajahan dan penjualan senjata ke Israel. Massa juga mengadakan hening cipta, membawa nama-nama korban dan menghiasi jalanan dengan karya seni sebagai bentuk perlawanan terhadap pelupaan penderitaan warga Gaza.
Ben Gamal dari Palestine Solidarity Campaign menyatakan, “Ini adalah aksi ke-30 sejak genosida terhadap rakyat Palestina dimulai. Gerakan solidaritas global dan seruan untuk Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) membuat Israel semakin terisolasi. Namun, pemerintah kita tetap memilih menjadi bagian dari genosida ini.”
Baca Juga: Ekspor Senjata Prancis ke Israel Capai Rekor Tertinggi pada 2024
Lindsey German dari Stop the War Coalition mempertanyakan sikap pemerintah Inggris yang justru menyambut Presiden Israel Isaac Herzog.
“Sementara rakyat ditangkap karena protes damai, pelaku genosida malah disambut dengan tangan terbuka,” ujarnya.
Dalam orasinya, Faris Amer dari PFB menyampaikan, tentara teroris Israel terus-menerus menghancurkan seluruh lingkungan di Gaza. Mereka ingin merebut kebutuhan hidup dasar rakyat Gaza, seperti air, makanan, rumah, bahkan kenangan mereka.
Dr Ghassan Abu Sitta, yang menjadi saksi langsung kekejaman di Gaza, menyampaikan pidato emosional.
Baca Juga: Trump Resmi Ganti Nama Kementerian Pertahanan AS Jadi Departemen Perang
“Saat kita berdiri di sini, bom masih menghujani anak-anak di Gaza. Sementara bantuan makanan menumpuk di perbatasan, tak diizinkan masuk. Di saat seperti ini, pemimpin kita malah menyatakan dukungan penuh terhadap negara yang melakukan genosida,” katanya.
Aksi ini juga dihadiri tokoh-tokoh seperti Jeremy Corbyn, Zarah Sultana dan Apsana Begum, serta para pemimpin serikat buruh termasuk Jo Grady dan Sarah Kilpatrick dari National Education Union. Kesaksian juga datang dari tenaga medis, aktivis muda, dan tokoh antaragama, menegaskan bahwa solidaritas untuk Palestina melintasi usia, agama, dan latar belakang.
Tak hanya di London, jutaan orang di berbagai kota dunia seperti Paris, Johannesburg, New York, hingga Kuala Lumpur turut ambil bagian dalam Aksi Global untuk Gaza. Organisasi Global Alliance for Palestine menyerukan aksi internasional yang berkelanjutan untuk menekan pemerintah dan lembaga-lembaga yang masih mendukung penjajahan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Orang di Budapest Ikut Aksi Kenang 20.000 Anak Palestina yang Syahid di Gaza