Gaza, MINA – Israel telah mengumumkan masuknya lebih dari 300 truk bantuan ke Gaza pada Senin (8/4). Ini merupakan jumlah harian terbanyak sejak agresi Zionis di wilayah yang terkepung itu sejak enam bulan lalu.
Namun, pengiriman pada hari ini masih kurang dari penetapan PBB terkait jumlah minimum yang diperlukan untuk memberi makan jutaan warga Gaza. Kebanyakan warga Gaza adalah pengungsi dan saat ini berada di ambang kelaparan.
Di bawah tekanan internasional yang semakin meningkat, Israel pada Senin ini mengatakan, mereka telah memeriksa dan mengizinkan 322 truk bantuan memasuki wilayah Palestina yang dibombardir secara besar-besaran.
Dalam sebuah pernyataan di X, Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah (COGAT) mengatakan 228 truk, yang mewakili 70 persen dari jumlah total, membawa makanan.
Baca Juga: Puluhan Ekstremis Yahudi Serang Komandan IDF di Tepi Barat
Sebagian truk melewati persimpangan Rafah selatan dengan Mesir. Truk-truk lain juga melewati penyeberangan Karem Abu Salem, yang dikenal sebagai Kerem Shalom bagi orang Israel, menurut laporan wartawan Al Jazeera di Rafah.
Wartawan itu mengatakan, sebagian besar truk bantuan kemanusiaan itu membawa air, gula, tepung dan kebutuhan pokok lainnya.
Namun, tidak satu pun truk dari selatan diizinkan mencapai bagian utara Gaza, yang menurut PBB dan kelompok kemanusiaan lainnya, sedang menghadapi kelaparan parah.
Juru bicara otoritas yang mengelola penyeberangan di Rafah, Hisham Adwan mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pengiriman tersebut hanyalah sebagian kecil dari apa yang terjadi sebelum perang.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
“Jalur ini menderita kelaparan besar, terutama di wilayah utara dan Kota Gaza. Wilayah selatan juga menderita bencana kemanusiaan yang besar. Oleh karena itu, memberikan bantuan setiap hari saja tidak cukup,” kata Hisham Adwan.
Badan-badan bantuan PBB dan kelompok kemanusiaan lainnya kini mengatakan Gaza membutuhkan setidaknya 500 hingga 600 truk bantuan kemanusiaan dan barang-barang komersial setiap hari untuk mempertahankan situasi mengerikan di wilayah yang terkepung tersebut.
Menurut perkiraan, sekitar 1,5 juta orang yang mengungsi dari Gaza utara dan tengah kini berlindung di kota paling selatan, Rafah, yang masa depannya masih belum pasti akibat pemboman Israel yang terus-menerus dan ancaman invasi darat.
Pembatasan ketat yang diberlakukan oleh Israel mengakibatkan rata-rata 20 hingga 25 truk ditolak setiap hari di Gaza. Pada beberapa hari sejak 7 Oktober, hanya sekitar 100 hingga 150 truk yang diperbolehkan masuk
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Serikat memperingatkan Israel bahwa mereka harus berkomitmen untuk melindungi warga sipil dan pekerja bantuan serta memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan atau berisiko kehilangan dukungan AS. (T/Ai/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza