Jakarta, MINA – Sejak serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023, lebih dari 500 atlet, wasit, dan pejabat olahraga Palestina telah gugur, termasuk hampir 300 pemain sepak bola, banyak di antaranya adalah anak-anak dan anggota akademi olahraga.
Serangan Israel berdampak parah pada olahraga Palestina, mengakibatkan banyak kematian di kalangan pelatih, wasit, dan atlet, termasuk anak-anak.
Di antara korban yang syahid adalah Hani Al-Masdar, pelatih Tim Sepak Bola Olimpiade Palestina, yang gugur dalam serangan udara pada Januari. Pada April, tiga pemain muda dari Akademi Al-Wahda di Gaza juga meninggal.
Bulan Juni menyaksikan syahidnya tiga pemain Al-Ahli Gaza—Ahmad Abu al-Atta, Anas Iqilan, dan Muhammad Barakat, yang dikenal sebagai “Legenda Khan Younis.”
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”
Majed Abu Maraheel, pelari Olimpiade pertama Palestina, wafat pada Juli karena gagal ginjal akibat pemadaman listrik. Wasit internasional FIFA, Hani Mesmeh, juga gugur dalam serangan udara bulan yang sama. Terakhir, pada 14 November 2023, pemain bola voli Hassan Zuaiter dan Ibrahim Qassi’a gugur dalam pemboman di kamp pengungsi Jabaliya.
Serangan Israel telah menghancurkan hampir 90% infrastruktur olahraga di Gaza, dengan stadion dan fasilitas pelatihan dibom, dibakar, atau dibuldoser. Beberapa lapangan sepak bola bahkan dialihfungsikan menjadi kuburan darurat.
Pada April, Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) mengajukan petisi kepada FIFA untuk sanksi terhadap Israel terkait pelanggaran hak asasi manusia. Penilaian hukum independen pada September mendukung permintaan PFA dan merekomendasikan tindakan hukuman terhadap Asosiasi Sepak Bola Israel.
Pekan lalu, Dewan FIFA menyetujui petisi PFA dan memulai penyelidikan atas dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel. [Ft]
Baca Juga: Tentara Cadangan Israel Mengaku Lakukan Kejahatan Perang di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)