Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari 70 Sekolah di Canberra Ditutup Sementara Karena Pasir Mainan Terkontaminasi Asbes

Widi Kusnadi Editor : Rudi Hendrik - 21 detik yang lalu

21 detik yang lalu

0 Views

Ilustrasi: sekolah di Canberra, Australia. (Foto: All India Radio News)

Canberra, MINA – Lebih dari 70 sekolah di Ibu Kota Australia (ACT) Canberra diliburkan secara mendadak menyusul penarikan produk pasir bermain berwarna dari gerai ritel besar, setelah laboratorium menemukan kandungan asbes pada sampel pasir tersebut.

Penutupan massal ini dilakukan sebagai langkah pencegahan sambil tim ahli melakukan pemeriksaan dan pembersihan. ABC melaporkan, Senin (17/11).

Penutupan dimulai pada Senin awal pekan ini untuk menilai dan menanggulangi potensi kontaminasi asbes dalam produk pasir bermain berwarna yang banyak digunakan di ruang seni dan aktivitas sensorik.

Pemerintah ACT mengonfirmasi bahwa penggunaan pasir ini sangat meluas di sekolah-sekolah publik, sehingga diperlukan tindakan cepat demi keamanan siswa, guru, dan staf.

Baca Juga: India Tangkap Tersangka Bom Mobil Benteng Merah Delhi

Rangkaian penutupan ini menyusul imbauan penarikan (recall) nasional dari Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) terhadap beberapa merek pasir hias anak-anak. Produk yang ditarik, antara lain dijual di Kmart, Target, dan Officeworks, didapati mengandung serpihan tremolit dan chrysotile — jenis asbes berbahaya yang sudah lama dilarang.

Meskipun hasil awal pengujian udara menunjukkan bahwa tidak ada serat asbes yang terhirup di ruang kelas, otoritas ACT tetap menutup sekolah sebagai langkah kehati-hatian.

Para kontraktor berlisensi kini dikerahkan untuk uji laboratorium, pembersihan, dan remediasi area terdampak agar bisa dipakai kembali dengan aman.

Menurut juru bicara Departemen Pendidikan ACT, banyak sekolah yang menyimpan pasir tersebut dalam jumlah besar dan aktivitas audit sedang berlangsung untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang rentan dan melakukan isolasi.

Baca Juga: Mantan PM Bangladesh, Sheikh Hasina Divonis Hukuman Mati

Para ahli kesehatan menyatakan bahwa risiko dari paparan saat ini tergolong rendah jika pasir tidak dihancurkan atau digerus.

Namun demikian, instruksi tegas diberikan agar semua produk yang ditarik segera dihentikan pemakaiannya, disegel, dan disimpan di tempat aman sebelum diambil oleh tim pembersih bersertifikat.

Selain di Australia, dampak dari penemuan ini juga merembet ke Selandia Baru, di mana pusat pembelajaran anak-anak turut melakukan penarikan dan pembersihan terhadap produk pasir yang sama. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Lebanon Siap Ajukan Protes ke PBB Soal Pembangunan Tembok Israel di Wilayahnya

Rekomendasi untuk Anda