Wakaf Islam Al-Quds menunjukkan, jumlah penyerbuan memuncak pada September 2013 menandai masuknya 1595 pemukim ilegal ekstrimis Zionis ke masjid tersuci ketiga bagi umat Islam itu untuk merayakan perayaan ‘Penebusan Dosa’ Yahudi.
Lalu pada Juli 2013, selama perayaan hari raya Yahudi ‘Tisha B’Av’ (Penghancuran Kuil) sejumlah 1133 ekstrimis Yahudi memasuki Masjid Al-Aqsha, lapor Kantor Berita Palestina Al-Ray sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad (5/1).
Selama Festival Paskah Maret 2013, sebanyak 1004 ekstrimis Yahudi, dan pada Mei 2013 sejumlah 1007 ekstremis Yahudi menyerbu areal kiblat pertama umat Islam itu pada apa yang mereka sebut ‘Hari Kemerdekaan’.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Hampir setiap hari dalam sepekan kecuali Jumat dan Sabtu, para ekstremis Yahudi Zionis menyerbu masjid Al-Aqsha melalui Gerbang Al-Magharibah, barat masjid yang kuncinya disita Otoritas penjajah Israel sejak pendudukan Al-Quds (Yerusalem) Timur pada tahun 1967.
Pusat Informasi Ein Al-Hilwa mengatakan dalam sebuah laporan, Sabtu (4/1), terjadi eskalasi penyerangan ke mesjid tersebut oleh pihak pemerintah penjajah Israel dan kelompok-kelompok Yahudi ekstremis selama 2013.
Pusat informasi tersebut menyatakan, fenomena itu terjadi akibat panggilan tertulis dari parlemen Israel, Knesset untuk membagi masjid Al-Aqsha antara Muslim dan Yahudi, sebagaimana terjadi pada Masjid Ibrahimi di Al-Khalil (Hebron), selatan Tepi Barat, pada tahun 1994.
Juga dalam rencana untuk membangun kuil mitos, para ekstrimis Yahudi menyebutnya “Temple Mount (Kuil Bukit)“, yang diklaim berada di dalam masjid Al-Aqsha.
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Pusat Informasi tersebut mendokumentasikan 13 serangan dilakukan pasukan penjajah Israel termasuk pasukan khusus, penembak jitu, intelijen, dan pasukan polisi yang menyamar, selama Februari, Maret, Mei, September, dan Desember 2013.
Sementara, pihak penjajah Israel melarang sekitar 350 warga pribumi Al-Quds memasuki Masjid Al-Aqsha untuk periode berkisar antara satu pekan hingga enam bulan, di antararnya terjadi pada ketua dewan masjid Al-Aqsha, Najeh Bkirat.
Pelanggaran paling menonjol juga terjadi di Al-Aqsha selama 2013 yaitu seorang perwira penjajah Israel menginjak dan menendang salinan Al-Quran, seorang wanita Israel melakukan ritual Talmud, memaksa membuka kerudung seorang wanita Muslim, mengibarkan bendera Israel, dan meminum anggur di lingkungan masjid bersejarah itu.
Selama 2013, polisi penjajah Israel mengijinkan ekstrimis Zionis Yehuda Glick memimpin penyerbuan harian ke Masjid Al-Aqsha dan terus membuat masalah serta memprovokasi umat Islam di sana.
Baca Juga: Parlemen Inggris Desak Pemerintah Segera Beri Visa Medis untuk Anak-Anak Gaza
Polisi sempat melarang Yehuda Glick memasuki masjid Al-Aqsha selama enam bulan, namun kemudian tiba-tiba larangan itu dicabut. Kepala Kepolisian Israel di Kota Tua Al-Quds, Avi Biton malah memerintahkan untuk mengizinkan Yehuda Glick berada di masjid dan berjanji Biton akan memastikan perlindungan bagi Rabi Yahudi radikal itu.(T/P02/E1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Paus Fransiskus Terima Kunjungan Presiden Palestina di Vatikan