Prancis, MINA – Lebih dari dua juta rakyat Prancis menggelar protes pada hari Kamis (19/1) untuk menentang rencana kontroversial pemerintah menambah usia pensiun.
Di antara mereka ada sekitar 400.000 orang yang turun ke jalan-jalan di Paris, menurut Philippe Martinez, Sekretaris Jenderal Serikat CGT terbesar di Prancis. Anadolu Agency melaporkan.
Layanan transportasi umum terhenti dan sebagian besar sekolah tutup akibat adanya protes.
Otoritas Prancis menyebutkan angka pengunjuk rasa nasional lebih dari 1,12 juta, jauh lebih tinggi dari perkiraan 600.000 hingga 800.000.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Polisi mengatakan sedikitnya 30 orang ditangkap di Paris dengan berbagai tuduhan, termasuk membawa senjata terlarang.
Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron menegaskan, menaikkan usia pensiun diperlukan untuk mengatasi defisit dana pensiun, dengan mengatakan hal itu akan menghasilkan tambahan €17,7 miliar ($19,1 miliar) setiap tahun dan memungkinkan sistem untuk mencapai titik impas pada tahun 2027.
Jajak pendapat menunjukkan sekitar dua pertiga warga Prancis menentang rencana tersebut.
“Ada begitu banyak cara lain untuk membuat sistem pensiun lebih layak,” kata Brigitte Gabriel, anggota senior CGT, kepada Anadolu.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
“Lebih banyak protes akan digelar karena ini akan meningkatkan tekanan pada pemerintah untuk mempertimbangkan menaikkan upah juga,” tambahnya.
Saat hari kerusuhan berlangsung, Perdana Menteri Elisabeth Borne menekankan perlunya mendorong debat bebas dan ekspresi pendapat.
Dalam sebuah tweet, dia memuji “komitmen polisi, seperti serikat pekerja, yang membiarkan protes berlangsung dalam kondisi baik.” (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia