Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA
Memberikan Nama Yang Baik
Dari Sa’id bin Musayyib, dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bertanya pada kakeknya, “Apa namamu?” Ia menjawab, “Hazn (sedih).” Beliau bersabda, “Engkau adalah Sahl (kemudahan).” Ia berkata lagi, “Tidak, Sahl itu terinjak-injak dan terhina.” Kemudian Sa’id berkata, “Aku menduga sejak saat itu kami akan selalu dirundung sedih.”
Abu Daud berkata, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merubah nama Al Ash, Aziz, ‘Athalah, Syaithan, Al Hakam, Ghurab, Hubab, dan Syihab. Beliau menamainya Hisyam, Harb menjadi Salm, menyebut Al Mudhthaji’ dengan Al Munba’its, mengubah nama daerah ‘Afirah dengah Khadhirah, Syi’b Adh-Dhalalah menjadi Syi’b Al Huda, Bani Al Zinyah menjadi Bani Al Risydah, dan Bani Mughwiyah menjadi Bani Risydah.” Abu Daud berkata lagi, “Sengaja aku tinggalkan sanad-sanadnya untuk meringkas.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Mengganti Nama Anak dengan Yang Lebih Baik
Dari Muhammad bin Amr bin Atha’ dia berkata, “Dulu saya memberi nama anak perempuan saya Barrah. Kemudian Zainab binti Abu Salama berkata kepada saya, ‘Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah melarang pemberian nama itu. Dulu nama saya adalah Barrah. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ‘Janganlah kalian menganggap bersih diri kalian, karena Allah lebih tahu ahli kebaikan di antara kalian. Ketika para sahabat bertanya, “Nama apa yang sebaiknya kami berikan kepadanya?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam langsung menjawab, “Berilah nama Zainab.’ (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu, bahwasanya putri Umar radhiallahu ‘anha semula bernama ‘Ashiyah (yang durhaka). Setelah itu, Rasulullah pun menggantinya dengan nama Jamilah (yang cantik). (HR. Muslim).
Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Pada awalnya Juwairiah itu bernama Barrah. Setelah itu, Rasulullah pun mengganti namanya menjadi Juwairiah. Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak suka orang mengatakan, ‘Rasulullah keluar dari sisi Barrah.'” (HR. Muslim).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Dari Usamah bin Akh dari bahwa seorang lelaki bernama Ashram bersama serombongan orang yang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kemudian beliau bertanya, “Apa namamu?” Ia menjawab, “Ashram.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “(Bukan) Engkau adalah Zur’ah.” (HR. Abu Daud).
Menyukai Nama Suku Yang Baik
Dari Abdullah bin Buraidah bahwasanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selalu optimis dan tidak pernah merasa sial karena satu hal tertentu. Suatu ketika Buraidah berangkat bersama 70 orang penunggang kuda dari sukunya, Bani Sahm. Lalu dia bertemu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, lantas beliau bertanya kepadanya, “Dari marga apa kamu?” Dia menjawab, “Asalam.” (yang berarti selamat). Beliau berkata kepada Abu Bakar, “Kita telah selamat.” Kemudian beliau berkata lagi, “Dari suku apa?” Dia menjawab,”Suku Sahm” (yang berarti jatah). Beliau berkata kepada Abu bakar, “Kalau begitu, telah keluarlah Sahmmu (bagian dari perolehan ghanimah Uhud).” (Sirah Shafiyyurahman Al Mubarakfury).
Memberikan Julukan Yang Baik
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Dari Abu Jabirah bin Adh-Dhahhak, ia berkata, “Ayat berikut turun kepada kami, Bani Salamah, “dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman.” (Qs. Al Hujuraat [49]: 11). Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang kepada kami dan tidak ada seorang pun dari kami melainkan ia mempunyai dua atau tiga nama, maka beliau bersabda, ‘Wahai fulan.’ Mereka menjawab, ‘Jangan, wahai Rasulullah, sesungguhnya ia marah dipanggil demikian, maka turunlah ayat tersebut.” (HR. Abu Daud).
Memberikan Julukan Yang Tepat
Dari Hani’, bahwa ketika ia berkunjung kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersama kaumnya, Beliau mendengar mereka menjulukinya Abul Hakam. Rasulullah memanggilnya dan bertanya, “Sesungguhnya Allah-lah Sang Penentu (hakim) itu dan hanya kepada-Nya hukum itu ditentukan. Mengapa engkau dijuluki Abul Hakam?”
Ia menjawab, “Sesungguhnya jika kaumku berselisih tentang sesuatu, mereka mendatangiku dan aku memberikan putusan (hukum)-ku terhadap masalah di antara mereka dan mereka menerimanya.”
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Alangkah baiknya ini! Apakah engkau tidak mempunyai anak?” Ia menjawab, “Aku mempunyai anak bernama Syuraih, Muslim, dan Abdullah.” Beliau bertanya lagi, “Lalu siapa yang paling tua?” Ia menjawab, “Syuraih.”
Beliau berkata, “Maka engkau adalah Abu Syuraih.” Abu Daud berkata, “Syuraih adalah orang yang menghilangkan garis keturunan dan ia termasuk orang yang memasuki Tustar.” Abu Daud juga berkata, “Sampai kepadaku (sebuah riwayat) bahwa Syuraih menghancurkan pintu Tustar dan masuk melalui Sirb.” (HR. An Nasa’i).
(R02/P2)
Sumber: Ar Rasul, karya Said Hawwa
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang