Lebih Dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (6)

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Termasuk wahyu pertama yang turun adalah perintah mendirikan shalat. Ibnu Hajar berkata, “Sebelum terjadinya Isra’, Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam secara qath’i pernah melakukan shalat, demikian pula dengan para sahabat tetapi yang diperselisihkan apakah ada shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya) shalat lima waktu ataukah tidak? Ada pendapat bahwa yang telah diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari,” demikian penuturan Ibnu Hajar.

Al-Harits bin Usamah meriwayatkan dari jalur Ibnu Lahi’ah secara maushul (disambungkan setelah sanad-sanadnya mu’allaq [terputus di bagian tertentu]) dari Zaid bin Haritsah bahwa pada awal datangnya wahyu, Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam didatangi malaikat Jibril; dia mengajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tata cara berwudhu.

Maka tatkala selesai melakukannya, beliau mengambil seciduk air lantas memercikkannya ke faraj beliau. Ibnu Majah juga telah meriwayatkan hadits yang semakna dengan itu, demikian pula riwayat semisalnya dari al-Bara’ bin ‘Azib dan Ibnu ‘Abbas serta hadits Ibnu ‘Abbas sendiri. Hal tersebut merupakan kewajiban pertama.

Ibnu Hisyam menyebutkan, bila waktu shalat telah masuk, Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam dan para shahabat pergi ke perbukitan dan menjalankan shalat di sana secara sembunyi-sembunyi jauh dari kaum mereka. Abu Thalib pernah sekali waktu melihat Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam dan ‘Ali melakukan shalat, lantas menegur keduanya namun manakala dia mengetahui bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang serius, dia memerintahkan keduanya untuk berketetapan hati (tsabat).

Perintah Shalat dalam Kisah Isra’ Mi’raj

Telah menceritakan kepada kami Affan ia berkata, Telah menceritakan kepada kami Hammam bin Yahya ia berkata; Aku mendengar Qatadah menceritakan dari Anas bin Malik bahwa Malik bin Sha’sha’ah telah menceritakan kepadanya bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Salam pernah menceritakan kepada mereka tentang malam Isra`nya.

“….Setelah itu, diturunkanlah kewajiban shalat sebanyak lima puluh kali setiap harinya. Aku pun kembali dan melewati Musa ‘Alaihis Salam, ia pun bertanya, ‘Apa telah diperintahkan kepadamu? ‘ Aku menjawab, ‘Aku diperintahkan untuk menunaikan shalat lima puluh kali setiap harinya.’

Musa berkata, ‘sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan shalat lima puluh kali dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra’il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.’ Maka aku pun kembali, dan Rabb-ku menguranginya sepuluh.

Lalu aku menemui Musa. Ia pun bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ‘ Aku menjawab, ‘Menunaikan empat puluh shalat setiap harinya.’ Musa menjawab, ‘Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak empat puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra’il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.’ Maka aku pun kembali lagi, dan Rabb-ku mengurangi lagi sepuluh.

Lalu aku menemui Musa. Musa bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan padamu? ‘ Aku berkata, ‘Aku telah diperintahkan untuk menunaikan tiga puluh shalat dalam sehari.’ Musa berkata lagi, ‘Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak tiga puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra’il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.’ Akhirnya aku pun kembali lagi meminta keringanan, lalu Allah menguranginya lagi sepuluh raka’at.

Kemudian aku menemui Musa. Ia bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ‘ Aku menjawab, ‘Menunaikan dua puluh shalat setiap harinya.’ Musa menjawab, ‘Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak dua puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra’il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.’ Maka aku pun kembali lagi, dan Rabb-ku mengurangi lagi sepuluh rakaat.

Aku menemui Musa, dan ia bertanya lagi, ‘Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ‘ Aku menjawab, ‘Menunaikan sepuluh shalat setiap harinya.’ Musa menjawab, ‘Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak sepuluh puluh shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra’il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.’ Maka aku pun kembali lagi, dan akhirnya aku diperintahkan untuk menunaikan lima kali shalat dalam sehari.

Setelah itu, aku kembali ke Musa. Ia bertanya, ‘Apa yang telah diperintahkan kepadamu? ‘ Aku menjawab, ‘Yaitu menunaikan lima kali shalat dalam sehari.’ Musa berkata, ‘Sesungguhnya ummatmu tidak akan sanggup untuk menunaikan sebanyak lima shalat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah menguji manusia sebelummu dan aku telah mengobati kaum Bani Isra’il. Kembalilah pada Rabb-mu, dan mintalah keringanan untuk ummatmu.’

Sungguh, aku telah meminta keringanan kepada Rabb-ku hingga aku malu terhadap-Nya. Akan tetapi aku ridla dan menerimanya. Dan ketika aku pergi, sang penyeru menyerukan: ‘Aku telah tetapkan faridlah-Ku..dan Aku juga telah memberi keringanan atas hamba-Ku.'”

Semoga kita tidak pernah menyepelekan masalah shalat ini, sebab amal yang pertama kali yang akan dilihat oleh Allah Ta’ala adalah shalat. Jika shalat kita baik dan benar sesuai aturan dan contoh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka insya Allah amal-amal yang lain pun menjadi baik.(R02/R01)

Sumber : Ar Rasul, karya Said Hawwa

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Bahron Ansori

Editor: illa

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.