Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih Dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (7)

Bahron Ansori - Senin, 10 Oktober 2016 - 14:05 WIB

Senin, 10 Oktober 2016 - 14:05 WIB

703 Views

Oleh Bahron Ansori, jurnalis MINA

Sifat Shalat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Memanjangkan Shalat

Hudzaifah bin al-Yaman al-Anshari yang terkenal sebagai penyimpan rahasia radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku pernah shalat beserta Rasulullah pada suatu malam maka beliau membuka dalam rakaat pertama dengan surat al-Baqarah. Aku berkata, “Rasulullah membaca hingga ayatkeseratus, kemudianrukuk.”

Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Selanjutnya Beliau membuka rakaat kedua dengan surat an-Nisa’kemudian dilanjutkansurat ali Imran.Beliau salallahu alaihi wassalam membacanya itu dengan rapi sekali -tidak tergesa-gesa.Jika melalui ayat yang di dalamnya mengandung memahasucikanAllah–beliaupun mengucapkan tasbih. Jika melalui ayat yang mengandung suatu permohonan, beliaupun memohon.Jika melalui ayat yang menyatakan mohon perlindungan kepada Allah dari sesuatu yang tidak baik, beliaupun berta’awwudz untukmohon perlindungan.

Kemudian beliau ruku’ dan di membacaSubhana rabbiyal ‘azhim.Lama ruku’nya adalah sepertidengan berdirinya selanjutnya beliau mengucapkan, Sami’allahu iiman hamidah. Rabbana lakalhamd,” lalu berdiri dengan berdiri yang lama mendekati ruku’nya tadi. Seterusnya beliau bersujud lalu mengucapkan, Subhana rabbial a’la, maka sujudnya itu mendekati pula akan berdirinya” (HR. Muslim)

Tahajud Hingga Kaki Bengkak

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan: Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam hingga membengkak kedua telapak kakinya. Ada yang bertanya kepada beliau: “Wahai Rasulullah, mengapa Anda melakukan sedemikian itu, bukankah Allah telah mengampuni segala dosa Anda yang lalu maupun yang akan datang?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab, “Bukankah selayaknya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?” (HR. Ibnu Majah).

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga

Dari Aisyah radliallahu ‘anha, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melaksanakan shalat malam hingga kaki beliau bengkak-bengkak. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan ini padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu dan yang akan datang? Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Apakah aku tidak suka jika menjadi hamba yang bersyukur?” Dan tatkala beliau gemuk, beliau shalat sambil duduk, apabila beliau hendak ruku’ maka beliau berdiri kemudian membaca beberapa ayat lalu ruku.’ (HR. Bukhari).

Shalat dengan Tuma’ninah

Abu Hurairah berkata, suatu kali saat Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam berada di masjid, datanglah seseorang untuk menunaikan shalat dan sesudah shalat, dia mengucapkan salam pada Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam. Beliau menjawab salamnya dan berkata, “Kembalilah, dirikanlah shalat karena engkau belum shalat.” Pria itu kembali melaksanakan shalat dan sesudah selesai dia kembali menemui Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam dan mengucapkan salam kepada beliau. Beliau menjawab salamnya dan mengucapkan padanya seperti apa yang beliau ucapkan sebelumnya.

Sesudah shalat yang ketiga kalinya dan menemui Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam lalu memberi salam pada beliau, beliau mengucapkan padanya seperti yang beliau ucapkan sebelumnya. Dia menjawab, “Demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat melakukan yang lebih baik dari ini. Ajarilah aku.” Beliau lalu bersabda, “Jika engkau mendirikan shalat ucapkanlah takbir lalu bacalah ayat Al Qur’an yang mudah engkau baca. Lalu rukuklah dengan sempurna kemudian bangkitlah sampai tegak. Sesudah itu sujudlah sampai engkau sujud dengan sempurna. Lalu bangkitlah sampai engkau duduk dengan sempurna dan lakukanlah itu di seluruh shalatmu.” (HR. Muslim).

Baca Juga: Masih Adakah yang Membela Kejahatan Netanyahu?

Kecintaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada Shalat

Kecintaan Pada Shalat

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Yang paling kusenangi adalah wewangian dan wanita, sedangkan kecintaan hatiku terhadap shalat.” (HR. Ahmad dan An Nasai)

Menyesal Karena Shalat Tidak Tepat Waktu

Baca Juga: Catatan 47 Tahun Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina

Dari Ali radliallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda pada hari perang Khandak, “Mereka telah menyibukkan kita dari shalat wustha yaitu shalat asar, hingga matahari terbenam, semoga Allah memenuhi kuburan dan rumah mereka atau perut -Yahya merasa ragu- mereka dengan api.” (HR. Bukhari).

Menghindari Penghalang Khusyu’

Dari Anas radliallahu ‘anhu dia berkata, “Bahwa Aisyah memiliki sehelai kain yang bergambar dan digunakan sebagai tabir rumahnya, lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepadanya, “Singkirkanlah ia dariku, karena gambarnya selalu memalingkanku dalam shalat.” (HR. Bukhari)

Aktivitas Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di rumah

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-14] Tidak Halal Darah Seorang Muslim

Al-Aswad bin Yazid berkata, “Aku pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiallaahu ‘anha tentang shalat malam Rasulullah. ‘Aisyah menjawab, “Biasanya beliau tidur di awal malam, kemudian tengah malamnya beliau bangun mengerjakan shalat malam. Bila merasa ada keperluan beliau segera menemui istri. Beliau segera bangkit begitu mendengar seruan azan. Beliau segera mandi bila dalam keadaan junub. Jika tidak, maka beliau segera berwudhu’ lalu berangkat (ke masjid untuk) shalat.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Shalat Dhuha

Mu’adzah berkata, “Aku bertanya kepada ‘Aisyah radhiallaahu anha, “Apakah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasalam sering mengerjakan shalat Dhuha?” Ia menjawab, “Tentu, beliau sering mengerjakan shalat Dhuha empat rakaat bahkan lebih dari itu seluang waktu yang diberikan Allah.” (HR. Muslim).

Shalat Malam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Baca Juga: Tahun 1930 Tiga Pelajar Indonesia Syahid di Palestina

Membiasakan Bangun Malam

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidur di awal malam dan bangun di akhirnya” (HR. Ahmad).

Ali bin Abi Thalib juga berkata bahwa Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam mendatanginya dan Fathimah di waktu malam, lalu beliau bersabda, “Apakah engkau berdua tidak bershalat?” (HR. Muttafaq ‘alaih)

Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhu, berkata, “Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Hai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si Fulan itu. Dulu ia suka sekali bangun bershalat di waktu malam, tetapi kini meninggalkan bangun shalat waktu malam itu.” (HR. Muttafaq ‘alaih).

Baca Juga: Catatan Pilkada 2024, Masih Marak Politik Uang

Shalat Malam Selama 1 Tahun

Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Ketika turun awal surah Al Muzammil, mereka bangun seperti bangunnya di bulan Ramadhan, sampai turun akhir surah Al Muzammil. Rentang waktu turunnya antara awal surah Al Muzammil dengan akhirnya itu selama satu tahun.” (HR. Abu Daud).

Sifat Shalat Malam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma dia berkata;suatu ketika aku bermalam di rumah bibiku Maimunah, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berbincang-bincang bersama istrinya sesaat. Kemudian beliau tidur. Tatkala tiba waktu sepertiga malam terakhir, beliau duduk dan melihat ke langit lalu beliau membaca; “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Ali Imran; 190). Lalu beliau berwudlu dan bersiwak, kemudian shalat sebelas raka’at. Setelah mendengar Bilal adzan, beliau shalat dua raka’at kemudian beliau keluar untuk shalat subuh. (HR. Bukhari)

Baca Juga: Masih Kencing Sambil Berdiri? Siksa Kubur Mengintai Anda

Ibadah Malam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Ya’la bin Mamlak mengabarkan kepadanya bahwasanya ia bertanya kepada Ummu Salamahtentang shalat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, maka ia menjawab, “Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam shalat isya’ kemudian bertasbih. Setelah itu beliau shalat lagi sebagaimana yang dikehendaki-Nya di waktu malam, lalu beliau pulang dan tidur yang lamanya sebagaimana beliau shalat. Kemudian beliau bangun kembali dan shalat yang lamanya sebagaimana beliau tidur tadi. Shalat ini adalah shalat malam beliau yang terakhir hingga subuh.” (HR. Nasai)

Tidak Meninggalkan Shalat Malam

Dari Abul Qais, dia berkata, “Aisyah berkata, “Janganlah kau tinggalkan shalat malam, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga tidak pernah meninggalkannya. Jika sedang sakit atau malas, maka beliau mengerjakannya dengan duduk.” (HR. Syaikhani)

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-13] Mencintai Milik Orang Lain Seperti Mencintai Miliknya Sendiri

Mengqadha Shalat Malam

Aisyah radhiallahu ‘anha, berkata, “Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam itu apabila terlambat melakukan shalat malam karena sakit atau lain-lain, maka beliau mendirikan shalat duabelas rakaat di waktu siang harinya.” (HR. Muslim).

Shalat Malam Meski dalam Safar

Abu Raja’ berkata, telah bercerita kepada kami ‘Imran bin Hushain bahwa mereka pernah bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam suatu perjalanan. Mereka terus berjalan sepanjang malam itu hingga ketika menjelang Shubuh, mereka beristirahat di suatu tempat lalu mereka mengantuk hingga tertidur sampai matahari meninggi. Orang yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr, dia tidak membangunkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sampai beliau terbangun sendiri.

Baca Juga: Memilih Pemimpin dalam Islam

Kemudian ‘Umar terbangun, Abu Bakr duduk dekat kepala Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu bertakbir dengan mengeraskan suaranya hingga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terbangun. Kemudian beliau keluar (dari tenda) lalu menunaikan shalat Shubuh bersama kami. Sementara itu ada seorang laki-laki dari suatu kaum yang memisahkan diri (mengisolir diri) tidak ikut shalat bersama kami. Setelah selesai, beliau bertanya, “Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami? Orang itu menjawab, “Aku mengalami junub.” Beliau memerintahkan orang itu untuk bertayamum dengan debu, orang itu pun melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari).

(R02/P4)

Sumber: Ar Rasul, karya Said Hawwa

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom
Khadijah
Sosok
Sosok
Tausiyah
Indonesia
Kolom
Internasional