Quetta, MINA – Setidaknya 16 orang tewas dan 30 lainnya cedera dalam ledakan bom pada Jumat (12/4) pagi di sebuah pasar buah di kota Quetta, Pakistan barat daya, kata para pejabat.
Mohsin Butt, kepala polisi provinsi untuk Balochistan, mengatakan delapan etnik Syiah Hazara termasuk di antara korban, bersama dengan satu pejabat keamanan dan pekerja pasar.
Pejabat senior polisi Abdul Razaq Cheema mengatakan, ledakan itu terjadi di lingkungan Hazarganji di Quetta, ibukota Balochistan, menurut laporan Gulf News yang dikutip MINA.
Menurutnya, sebagian besar korban dari komunitas minoritas Syiah Hazara, yang telah menjadi sasaran di masa-masa lalu.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, adalah provinsi terbesar dan termiskin Pakistan, penuh dengan pemberontakan etnis, sektarian dan separatis
Seorang wartawan peliput sempat melihat darah manusia yang berceceran di sekitar lokasi, dengan orang-orang yang terluka berteriak minta tolong.
Seorang pejabat polisi setempat yang bertugas di pasar buah dan selamat dari bom itu mengatakan, saat kejadian pasar telah penuh sesak oleh orang-orang yang tengah beraktivitas perdagangan.
Seperti biasanya, pagi itu truk tiba dengan sayuran yang dibawa dari luar kota, untuk dipindahkan oleh pedagang ke kendaraan yang lebih kecil dan dikirim ke seluruh Quetta.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
“Saya sedang memindahkan barang ke sebuah truk kecil dan saya mendengar dentuman besar dan sepertinya bumi di bawah saya terguncang dan saya jatuh,” kata Irfan Khan (20 tahun), seorang pekerja di pasar itu di sebuah rumah sakit di Quetta, tempat dia sedang menerima perawatan karena cedera ringan.
“Suasana dipenuhi asap hitam dan saya tidak bisa melihat apa-apa, saya bisa mendengar orang-orang berteriak minta tolong dan saya juga berteriak minta tolong.”
Dia mengatakan udara “dipenuhi dengan bau menyengat dari daging manusia yang terbakar”. Dia kehilangan kesadaran, dan saat terbangun sudah berada di rumah sakit.
Luka-lukanya akibat pecahan peluru dari bantalan bola dan potongan logam. “Tetapi para dokter mengatakan saya harus menjalani perawatan”, katanya.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. (T/B05/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan