Al-Quds, 11 Rajab 1437/19 April 2016 (MINA) – Sejumlah media Israel melaporkan, sedikitnya 21 pemukim Israel terluka, dalam sebuah ledakan yang terjadi di dalam bus angkutan Israel di selatan Kota Al-Quds, Senin (18/4) sore waktu setempat.
Berdasarkan laporan Koresponden MINA di Gaza Palestina, media Israel mengabarkan bahwa ledakan bus tersebut menyebabkan dua di antara korban terluka sangat parah dan tujuh di antaranya cukup parah, dan sisanya menderita luka ringan.
Juru bicara Kepolisian Israel, Loba Samri mengatakan, menurut hasil investigasi para pakar peledak, ledakan tersebut berasal dari bahan peledak yang diletakkan di bagian belakang bus dan menyebabkan terlukanya para penumpang dan terbakarnya bagian dalam bus serta merusak bus lainnya yang berada di dekat lokasi ledakan.
Petugas medis dan ambulan langsung membawa 21 korban luka tersebut ke rumah sakit wilayah jajahan Israel. Seorang juru bicara untuk organisasi medis Hadassah mengatakan kepada Ma’an News Agency bahwa tujuh dari korban terluka dirawat di Rumah Sakit Ein Karem, dengan empat orang dalam kondisi terluka parah dan tiga dalam kondisi luka ringan.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Dia menambahkan bahwa tiga lainnya dirawat di Rumah Sakit Hadassah Mount Scopus, semua dalam kondisi luka ringan. Sementara seorang juru bicara Rumah Sakit Shaare Zedek mengatakan kepada Ma’an bahwa delapan orang korban dirawat di sana, termasuk salah satu dalam kondisi parah yang sedang menjalani operasi. Dia mengatakan tujuh orang lainnya berada dalam kondisi “sangat ringan”.
Samri menambahkan, para pakar ledakan, tim pemadam kebakaran dan pihak keamanan terkait bekerja sama melakukan investigasi lebih lanjut terkait pelaku dan latar belakang aksi tersebut.
Suasana panik tampak menyelimuti pihak kepolisian di mana mereka sebelumnya menyatakan bahwa penyebab ledakan adalah kesalahan teknis, akan tetapi diketahui setelahnya bahwa ledakan teresbut adalah aksi pemboman terencana yang dilakukan oleh pelaku.
Kecaman dan Pujian
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengutuk ledakan tersebut. “Kami akan menghukum teroris di balik ledakan bus di Yerusalem,” kata juru bicara Netanyahu sebagaimana dikutip Ma’an. “Israel akan meletakkan tangannya pada siapa pun yang menyiapkan bom dan mengirim para teroris,” tegas Netanyahu dalam pernyataannya.
Anggota Parlemen Israel (Knesset) dan Kepala Arab Joint List Ayman Odeh juga mengecam serangan itu. “Korban sipil tidak bisa diterima dan berbahaya bagi perjuangan melawan pendudukan,” kata Odeh, juga sebagai warga Palestina dari wilayah jajahan Israel, menulis di akun media sosialnya. “Pemerintah Netanyahu memicu siklus pertumpahan darah. Hanya penyelesaian politik akan membawa keamanan untuk kedua pihak (Israel dan Palestina).”
Meskipun tidak mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu, beberapa kelompok Palestina memuji serangan tersebut.
“Kami memberkati operasi Al-Quds, dan menganggapnya sebagai reaksi alami terhadap kejahatan Israel, terutama eksekusi lapangan dan penodaan Masjid Al-Aqsha,” kata gerakan Hamas pada pesan di akun media sosialnya.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Sementara itu, Jihad Islam mengatakan ledakan itu merupakan “pesan kuat” bahwa perlawanan rakyat Palestina masih berlangsung dan tetap hidup, serta perlawanan mengakar kuat di hati dan pikiran rakyat Palestina.
Pemimpin Gerakan Perlawanan Populer Haitham Al-Ashqar mengatakan bahwa “operasi heroik” itu adalah “respon alami dan sah” atas pelanggaran-pelanggaran Israel yang terus menerus dilakukan terhadap rakyat Palestina.
Al-Ashqar menyerukan pejuang perlawanan Palestina dan “Intifadhah pemuda” untuk melaksanakan lebih banyak lagi “operasi heroik yang menyakiti pendudukan dan pemukim ilegalnya.”
Lebih dari 200 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal Yahudi sejak gelombang Intifadhah Al-Quds yang tersebar di wilayah Palestina yang diduduki sejak Oktober lalu.(L/K02/R05)
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel