Damaskus, 14 Jumadil Awwal 1437/22 Februari 2016 (MINA) – Serangkaian bom bunuh diri di dekat sebuah kuil Syiah di Damaskus dan Homs telah menewaskan sedikitnya 129 orang di hari ketika Amerika Serikat (AS) dan Rusia mengklaim ada kemajuan dalam mengamankan gencatan senjata untuk mengakhiri konflik Suriah.
Kelompok Islamic State (ISIS/Daesh) yang telah merebut sebagian wilayah di Suriah dan Irak, mengklaim bertanggungjawab atas serangan Ahad (21/2) yang menewaskan sedikitnya 63 orang di Damaskus dan 46 di Homs.
Beberapa sumber menyebutkan korban tewas jumlahnya lebih tinggi. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kantor berita resmi Pemerintah Suriah, SANA, mengatakan, sebuah bom mobil meledak diikuti oleh dua serangan bunuh diri di wilayah kuil Sayyida Zeinab, menewaskan 83 orang dan menyebabkan 178 orang lainnya, termasuk anak-anak, terluka.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Lembaga pemantau Observatorium Suriah untuk HAM memberikan jumlah korban lebih rendah, yaitu 63 mati, tetapi juga mengatakan banyak dari mereka yang cedera berada dalam kondisi kritis.
Setidaknya 60 toko rusak dan mobil hancur total. Pada akhir Januari lalu, pengeboman yang juga diklaim oleh ISIS menewaskan sedikitnya 70 orang di dekat kuil yang sama.
Ledakan di Damaskus terjadi hanya beberapa jam setelah puluhan warga sipil tewas dalam serangan bom mobil ganda di pusat kota Homs.
Homs sebagian besar di bawah kendali pemerintah dan telah teratur menjadi sasaran serangan bom.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Kekerasan di tanah di Suriah datang pada hari menteri luar negeri AS mengatakan “kesepakatan sementara” telah dicapai pada gencatan senjata untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon