Riyadh, MINA – Setidaknya satu ledakan keras mengguncang Riyadh pada Selasa (26/1), menggetarkan jendela di seluruh ibu kota Arab Saudi itu sekitar pukul 1:00 (10.00 GMT).
Pihak berwenang di Arab Saudi, yang berulang kali mendapat serangan rudal atau pesawat tak berawak dari pemberontak Houthi di negara tetangga Yaman sejak 2015, tidak segera melaporkan penyebab ledakan itu.
Beberapa penduduk melaporkan di media sosial mendengar dua ledakan, mengklaim bahwa mereka melihat asap di langit, diduga dari intersepsi target udara oleh pasukan pertahanan Saudi.
Arab Saudi telah memimpin intervensi militer terhadap Houthi sejak 2015, dan berulang kali menjadi sasaran serangan lintas batas.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Namun, jarang sekali drone atau rudal yang diluncurkan oleh Houthi mencapai ibu kota kerajaan, sekitar 700 kilometer (435 mil) di utara perbatasan.
Beberapa penerbangan dari Bandara Internasional Raja Khalid Riyadh ditunda setelah insiden itu, menurut beberapa penumpang, Nahar Net melaporkan.
Salah satunya mantan utusan Timur Tengah Gedung Putih Jason Greenblatt, yang mengatakan, dia berada di ibu kota Saudi saat itu.
“Di tempat duduk saya di bandara Riyadh, kami mendengar bahwa penundaan lepas landas disebabkan oleh peluncuran rudal oleh teroris Huthis,” tulis Greenblatt di Twitter.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
“Sebagai orang Amerika, saya katakan kita harus berdiri bersama sekutu kita Arab Saudi dan rakyatnya. Ia memiliki hak untuk membela diri dan rakyatnya dalam menghadapi serangan barbar,” katanya. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata