Jakarta, MINA – Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Nihayatul Mafiroh mengapresiasi program Pertukaran Pemuda Muslim (Moslem Exchange Program) yang diselenggarakan Indonesian-Australian Institute (IAI).
Ia menilai, program ini sangat menarik karena beberapa pemuda muslim dari Indonesia dan Australia saling bertukar untuk memperkenalkan Islam langsung dari orang ke orang (people to people). Bahkan ia mengaku dulu pernah menjadi salah satu pesertanya, pada angkatan ke-10.
“Karena biasanya mereka belajar dari instansi atau lembaga, atau organisasi ke organisasi. Namun ini mempelajari langsung dari orang per-orang dengan suasana yang cukup santai, sehingga pengetahuan yang digali pun lebih mendalam,” papar Ninik, sapaan akrab Nihayatul di Jakarta, Rabu (30/1).
Tidak hanya memperkenalkan Islam, lanjut Ninik, pemuda muslim yang terpilih juga bisa belajar tentang kondisi Islam di negara yang dikunjunginya. Di Indonesia sendiri, kelima pemuda muslim tersebut tidak hanya bisa belajar Islam di Jakarta, melainkan juga di kota lainnya seperti Yogyakarta.
Baca Juga: Doa Bersama Menyambut Pilkada: Jateng Siap Sambut Pesta Demokrasi Damai!
“Terkadang, karena tidak saling mengenal dan mengetahui satu sama lain sehingga timbul rasa saling curiga antar umat beragama di Australia. Dengan adanya program pertukaran pemuda muslim ini, maka dapat saling mengenal kondisi Islam yang sebenarnya, termasuk yang ada di Indonesia. Untuk kemudian disebarkan atau di-share ke berbagai teman-teman di Australia,” ujar politisi PKB ini.
Ninik juga menjelaskan tentang DPR RI sebagai salah satu lembaga negara dengan tiga fungsi utama yakni fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Termasuk di dalamnya tentang tugas atau bidang dari masing-masing komisi dan Alat Kelengkapan Dewan yang ada di DPR RI, khususnya terkait bidang dari Komisi II DPR RI yang selama beberapa bulan terakhir ini ikut dipimpinnya.
Tidak hanya itu, politisi dapil Jawa Timur ini juga menjelaskan tentang perjuangannya membela nasib para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di dalam maupun luar negeri. Pasalnya, meski sudah tidak menjalankan tugas di Komisi IX DPR RI yang notabene menaungi bidang ketenagakerjaan, namun hingga saat ini Ninik oleh fraksinya masih dipercaya menjadi Komandan Satuan Tugas (Satgas) TKI.
“Sehingga, sampai saat ini saya masih cukup concern terhadap permasalahan TKI,” pungkas Ninik. (R/R09/B05)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Mi’raj News Agency (MINA)