Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Leila Khaled: Pejuang Perempuan Palestina yang Ikonik dan Abadi dalam Sejarah Perlawanan

Redaksi Editor : Arif R - 6 menit yang lalu

6 menit yang lalu

7 Views

biografi Leila Khaled
Leila Khaled

JIKA kita membicarakan sosok perempuan tangguh dalam sejarah perjuangan Palestina, nama Leila Khaled tak bisa dilewatkan. Tokoh ini bukan hanya pejuang, tetapi juga simbol perlawanan perempuan Palestina yang menggetarkan dunia.

Dalam artikel ini, kita akan mengenal lebih dekat biografi Leila Khaled, perjuangan heroiknya, serta warisan ideologinya yang masih relevan hingga hari ini.

Leila Khaled lahir pada 9 April 1944 di Haifa, wilayah Palestina yang saat itu berada di bawah Mandat Inggris. Ketika Israel terbentuk pada 1948, keluarganya termasuk di antara ratusan ribu warga Palestina yang terusir dalam peristiwa yang dikenal sebagai Nakba (malapetaka).

Mereka mengungsi ke Lebanon, lalu menetap di kamp pengungsian di wilayah Tyre dan akhirnya ke kota Sidon.

Baca Juga: Shaukat Ali Khan (1873-1938): Pejuang Kemerdekaan India dan Pendukung Besar Palestina

Di usia yang sangat muda, Leila Khaled telah terpapar pada situasi politik yang penuh ketegangan. Ia tumbuh dalam lingkungan yang menyaksikan secara langsung dampak penjajahan dan pengusiran paksa. Keadaan ini membentuk kesadaran politiknya.

Di usia 15 tahun, ia bergabung dengan Gerakan Nasionalis Arab yang kemudian menjadi bagian dari Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP).

Aksi Penerbangan dan Popularitas Dunia

Leila Khaled mendunia pada tahun 1969 ketika ia bersama rekannya berhasil membajak pesawat TWA Penerbangan 840 yang terbang dari Roma ke Tel Aviv. Aksi ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian dunia terhadap isu Palestina dan sebagai bentuk perlawanan terhadap kehadiran Israel. Meskipun pesawat berhasil dialihkan ke Damaskus, tidak ada korban jiwa dalam operasi tersebut.

Baca Juga: Raja Faisal: Sang Raja Pemberani Pembela Palestina

Pada tahun 1970, Leila Khaled kembali melakukan aksi pembajakan pesawat El Al Israel bersama Patrick Argüello, seorang aktivis Nikaragua. Namun misi ini gagal. Patrick tewas dalam baku tembak, dan Leila Khaled ditangkap oleh otoritas Inggris setelah pesawat tersebut dialihkan ke London. Namun ia kemudian dibebaskan dalam pertukaran tawanan.

Aksi-aksinya tersebut menjadikan Leila Khaled sebagai ikon perjuangan Palestina, khususnya dalam wajah perlawanan yang dilakukan oleh perempuan. Fotonya yang mengenakan keffiyeh dan memegang senjata tersebar luas dan menjadi simbol global perlawanan Palestina.

Kehadiran Leila Khaled dalam kancah internasional membuka mata dunia bahwa perempuan Palestina juga memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap pendudukan Israel. Ia menolak gagasan bahwa perempuan hanya berperan sebagai pendukung atau korban. Sebaliknya, ia menunjukkan bahwa perempuan dapat menjadi aktor utama perjuangan.

Dalam berbagai wawancara, Leila Khaled menegaskan bahwa perjuangan Palestina adalah perjuangan rakyat yang menyeluruh, bukan semata-mata berbasis gender. Namun ia juga mengakui pentingnya membebaskan perempuan dari struktur patriarki sebagai bagian dari perjuangan pembebasan nasional.

Baca Juga: Ummu Haram binti Milhan, Sahabiyah yang Menjadi Syahidah di Pulau Siprus

Setelah aksi-aksi dramatis pada 1969–1970, Leila Khaled tetap aktif dalam PFLP dan berbagai forum internasional terkait Palestina. Ia menyelesaikan pendidikannya di bidang filsafat dan politik, menikah dengan dokter Palestina, dan memiliki dua anak. Namun kehidupan pribadinya tidak pernah memisahkannya dari aktivitas politik.

Ia menjadi anggota Dewan Nasional Palestina dan aktif dalam diplomasi internasional untuk menyuarakan hak-hak rakyat Palestina. Dalam beberapa tahun terakhir, Leila Khaled menjadi pembicara dalam konferensi internasional, forum mahasiswa, serta aktivis pro-Palestina di seluruh dunia.

Tidak bisa dimungkiri, sosok Leila Khaled menuai kontroversi. Di satu sisi, ia dipandang sebagai pahlawan dan simbol perlawanan terhadap kolonialisme. Namun di sisi lain, ia juga dicap sebagai teroris oleh pihak Barat, terutama oleh Israel dan sekutunya.

Meski demikian, nama Leila Khaled tetap melekat sebagai ikon perempuan revolusioner yang tak gentar menghadapi penindasan. Warisannya menjadi inspirasi bagi banyak generasi baru aktivis Palestina dan global, terutama dalam konteks perlawanan sipil, hak pengungsi, dan keadilan untuk Palestina.

Baca Juga: Dr Joserizal Jurnalis: Pendiri MER-C, Pejuang Kemanusiaan dari Indonesia untuk Dunia

Ketika konflik Palestina-Israel terus berlangsung hingga hari ini, sosok Leila Khaled tetap relevan sebagai simbol keteguhan, keberanian, dan kepemimpinan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan.

Di tengah arus normalisasi hubungan diplomatik sejumlah negara Arab dengan Israel, suara-suara seperti Leila Khaled penting untuk menjaga memori kolektif perjuangan rakyat Palestina.

Media sosial, gerakan boikot (BDS), dan advokasi HAM menjadi medan perjuangan baru bagi generasi muda. Banyak yang masih mengutip pernyataan-pernyataan Leila Khaled sebagai bentuk solidaritas dan refleksi atas kondisi Palestina kontemporer.

Dalam sejarah panjang perjuangan Palestina, nama Leila Khaled akan terus hidup. Ia adalah wajah perempuan Palestina yang bersenjata, bersuara, dan berani menantang status quo. []

Baca Juga: Abu Chiek Oemar Di Yan; Ayah Para Teungku Chiek di Aceh

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Abuya Bahauddin Tanah Merah, Ulama Besar Karismatik dari Aceh Singkil

Rekomendasi untuk Anda