Jakarta, MINA – Dr. Ahmed Al-Shaybah Al-Nuaimi, Koordinator Umum Lembaga Anti Zionisme dan Normalisasi berbasis di Uni Emirat Arab (UEA) menanggapi akan masuknya Timnas Israel ke Indonesia merupakan awal dari langkah normalisasi hubungan diplomatik kedua negara.
“Menyambut dan mempersilakan masuknya Timnas sepakbola Israel ke Indonesia, akan menjadi langkah awal masuknya normalisasi,” ujar Al-Nuaimi pada webinar internasional bertajuk “Menolak Timnas Israel Masuk ke Indonesia,” yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) bekerjasama dengan Lembaga Anti Zionisme and Normalization, Selasa malam (14/3/2023).
Ia mengatakan, Israel melakukan pendekatan yang halus, yaitu melalui jalur olahraga, dengan membawa pesan olahraga tidak boleh dikaitkan dengan politik dan apapun. Olahraga adalah , tentang toleransi, perdamaian dan kegembiraan.
“Agenda normalisasi yang sangat halus, yang harus ditolak,” ujarnya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Ia mengingatkan, ketika tahun 2016 timnas Israel bermain di negaranya, UEA, aktivis dan umat Islam mengingatkan pemerintah agar jangan sampai Israel bisa masuk, karena akan menimbulkan bahaya.
“Tapi pemerintah mengatakan waktu itu, jangan kaitkan olahraga dengan politik dan keamanan,” imbuhnya.
Lalu apa yang kemudian terjadi, imbuhnya, empat tahun kemudian melalui perjanjian Abraham Accord tahun 2020 yang dimotori Amerika Serikat, normalisasi hubungan diplomatik Israel-UEA itu pun terjadi.
“Kami menyaksikan, dan begitu menderitanya kami umat Islam dan menyakitkan,” tuturnya.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Ia menekankan, permasalahan kehadiran timnas Israel ke suatu negara, apalagi Indonesia negeri Muslim terbesar di dunia, jangan dipandang dari sudut olahraga semata. Namun ini soal penjajahan pendudukan Israel terhadap Palestina dan Masjid Al-Aqsa.
“Kami tidak menganggap rendah olahraga, dan tidak hendak membanding-bandingkan dengan apapun. Namun kita lihat, ada sebuah negara, Israel yang menjajah, diberi keleluasaan masuk, seolah-olah tidak ada apa-apa, dan disambut seperti negara lain.
“Yang kami suarakan bukan kepentingan kami, tapi kepentingan umat, bangsa, dan keadilan bersama. Maka kami mengimbau pemerintah Indonesia mendengar suara ini,” harapnya.
Sangat mustahil, tidak bisa dibayangkan negara dengan jumlah Muslim terbesar di dunia, yang mengetahui penjajahan di muka bumi ini, dan penodaan kesucian Masjid Al-Aqsa, membiarkan mereka masuk, imbuhnya.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
“Akankah ini menghadapi situasi tak terduga kemudian?,” ujarnya, mempertanyakan.
Ia dan komunitas aktivis di EUA menyarankan, Indonesia agar bisa menolak Timnas Israel U-20 masuk ke Indonesia. Ia juga mendorong semua upaya menolak Israel.
“Indonesia harus lebih dalam lagi mengkaji hal ini, jangan lengah, dan masih ada waktu untuk menolak,” ujarnya.
Perhelatan World Cup U-20 akan berlangsung di beberapa kota di Indonesia, tanggal 20 Mei – 11 Juni 2023.
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
Hadir sebagai pembicara pada webinar, Muhammad Ansarullah (Presidium Aqsa Working Group/AWG), Dr. Abdul Aziz ‘Alyan (Direktur Jenderal Komite Koordinasi, peneliti dan akademisi dalam studi Israel), Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim (Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional), Aziz Hanawi (Anggota Komite Tinggi untuk Koordinasi Perlawanan terhadap Zionisme dan Normalisasi, yang juga penulis umum Observatorium Maroko), dr. Sarbini Abdul Murod (Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee/MER-C), Hammoud Kabour (anggota Komite Tinggi untuk Koordinasi Perlawanan terhadap Zionisme dan Normalisasi, yang juga kepala Bagian Palestina dalam Gerakan Konstruksi Aljazair) dan Dr. Ahed Abu Al-Ata (anggota Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional).
Acara webinar dipandu oleh Rifa Berliana Arifin Lc,MH, Kepala Redaksi Bahasa Arab Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency). (L/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini