Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LEMBAGA MESIR: WARGA BARAT PALING BANYAK GABUNG ISIS

Rana Setiawan - Sabtu, 5 September 2015 - 23:46 WIB

Sabtu, 5 September 2015 - 23:46 WIB

499 Views

Para pejuang ISIS dari berbagai negara.(Foto: JihadWatch)
Para pejuang <a href=

ISIS dari berbagai negara.(Foto: JihadWatch)" width="300" height="199" /> Para pejuang ISIS dari berbagai negara.(Foto: JihadWatch)

Kairo, 21 Dzulqa’dah 1435/15 September 2015 (MINA) –  Observatorium Pemantau Fatwa (FMO) Lembaga Fatwa Mesir (Dar Al-Ifta Al-Mishriyyah)  menyatakan, anggota ISIS setidaknya berasal dari 80 negara di dunia dan negara dengan jumlah penduduk yang paling banyak bergabung ke kelompok itu adalah negara-negara Barat (Eropa).

Menurut laporan FMO Dar Al-Ifta yang dirilis di buletin “Irhabiyyoon” edisi keempat pekan ini, dalam hal banyaknya jumlah warga yang bergabung ke ISIS, Eropa berada di peringkat pertama, disusul Afrika dan negara-negara Asia.

Menurut laporan tersebut, sebagaimana dikutip Atdik Kairo dan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), ada banyak faktor yang menjadikan Barat sebagai negara dengan penduduk terbanyak yang bergabung ke ISIS.

Di antara faktor tersebut adalah faktor bahasa, di mana ajaran Islam yang moderat tidak dapat dijangkau oleh mereka yang tidak dapat berbahasa Arab. Faktor lainnya adalah diskriminasi yang dialami oleh minoritas muslim di negara-negara Barat.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

FMO menambahkan, tasawuf yang sesuai syariat memiliki potensi yang cukup besar untuk menanggulangi pemikiran-pemikiran radikal dan ekstrem.

Menurut laporan FMO tersebut, media massa memegang peranan penting dalam proses penyebaran kesadaran umum tentang ajaran Islam yang moderat. Media massa merupakan partner penting yang harus dirangkul.

Sesuai dengan tema besarnya, edisi keempat buletin “Irhabiyyoon” itu menegaskan bahwa meluruskan persepsi yang salah adalah obat mujarab untuk memerangi terorisme. Kata “Irhabiyyoon” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “Para Teroris”.

FMO dibentuk Dar Al-Ifta, Al-Azhar dan Pemerintah Mesir untuk memantau, menjawab dan menangkal fatwa-fatwa takfiri yang sering menjadi justifikasi perbuatan teror. (T/R05/P2)

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Palestina
Dunia Islam
Palestina
Internasional