Gaza, 3 Sya’ban 1435/1 Juni 2014 (MINA) – Lembaga kemanusian asal Turki IHH Cabang Jalur Gaza pada Sabtu (31/5) mengadakan peringatan kapal kemanusiaan Mavi Marmara ke-4 yang diserang tentara Israel di laut lepas ketika hendak menuju Gaza yang diblokade tiga tahun lalu.
Acara yang digelar di pantai Mina, Gaza City, menghadirkan para pejabat pemerintah di Gaza, termasuk Basim Naim yang mewakili Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya, Menpora Muhammad Madhoun, Ketua Jihad Islami Gaza Dr. Muhammad Al Hindi, sejumlah tokoh serta ratusan penduduk Gaza, koresponden MINA di Gaza melaporkan.
Kegiatan juga dihadiri dua relawan Indonesia yang ikut serta dalam kapal Mavi Marmara 2010 yang lalu, yaitu Nur Ikhwan Abadi dan Abdillah Onim, di mana mereka kemudian memberikan orasi dalam memaknai insiden itu.
Pada kesempatan tersebut, ketua IHH cabang Gaza, Muhammad Kaya menyatakan apa yang di emban para aktivis kapal kemanusiaan itu lebih dari sekedar bantuan kemanusiaan. Hal yang lebih penting dari sekedar bantuan kemanusiaan adalah pesan persaudaraan, pesan cinta, dan pesan persatuan, sebagaimana para aktivis di kapal itu datang dari ratusan negara.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
“Jasad mereka memang tidak sampai ke Gaza. Namun darah mereka telah sampai dan melebur bersama darah warga Gaza. Darah mereka yang suci tersebut kelak akan memenggal kepala para petinggi Zionis dan mengusir penjajah dari bumi Palestina, insyaAllah,” kata Kaya di depan ratusan warga Palestina yang hadir. Menurut Kaya, peringatan ke-4 tragedi Marmara saat ini terasa spesial karena hadir di tengah momen bersejarah rekonsiliasi faksi-faksi Palestina yang mengumumkan pemerintah bersatu akhir-akhir ini.
“Kita semua berharap langkah rekonsiliasi kali ini menjadi titik balik perjuangan dalam membuka jalan menuju pembebasan al-Aqsa. Perpecahan dan dualisme tidak akan pernah bisa diterima di tanah Palestina,” tegasnya. Perdana Menteri Palestina yang diwakili Penasehat Basim Naim menyatakan hubungan Palestina dengan Turki bukanlah hal yang baru. Sejak ratusan tahun yang lalu ketika umat muslim dipimpin kekhalifahan Turki Utsmani, Palestina telah mempersembahan ribuan bahkan ratusan ribu syahid dalam memperjuangkan kejayaan umat islam.
“Kuat dan intimnya hubungan ini tidak mungkin bisa disekat oleh hanya sebuah tembok bernama blokade,” kata mantan Menteri Kesehatan Palestina tersebut. Menurutnya walaupun Jasad ke sepuluh syuhada (jumlah korban aktivis Turki yang diserang di kapal Mavi Marmara) tidak pernah sampai ke tanah Gaza. Namun pesan perjuangan, ketegaran, kesabaran, tantangan dan pesan darah mereka telah sampai kepada rakyat Palestina serta telah berhasil mengobarkan semangat para pejuang Palestina. “Warga Gaza akan melakukan hal yang mustahil demi membebaskan al-Quds dan Palestina. Kami akan meneruskan perjuangan para syuhada Mavi Marmara untuk mematahkan blokade Jalur Gaza,” kata Naim.
(L/K01/K02/K03/P03/EO2) Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza