Mosul, 2 Jumadil Awwal 1438/30 Januari 2017 (MINA) – Lembaga Pangan Dunia (WFP) mengurangi jatah makan bagi 1,4 juta warga Irak yang mengungsi, akibat keterlambatan dana yang masuk dari negara-negara donatur.
Pengurangan ini terjadi sejak jumlah warga Irak yang melarikan diri dari wilayah kelompok yang dikuasai ISIS meningkat, demikian International Islamic News Agency (IINA) dikutip MINA, Senin (30/1) melaporkan.
Juru bicara WFP Inger Marie Vennize mengatakan, pihaknya telah berbicara dengan Amerika Serikat (AS) untuk meminta negara-negara donatur terbesar seperti Jerman, Jepang dan donatur lainnya untuk segera mengirimkan bantuannya secara utuh seperti yang dilakukan sebelumnya.
“Kami harus mengurangi jatah mereka pada bulan ini,” kata Vennize.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Menurutnya, pengurangan jatah tersebut akan berpengaruh besar bagi warga Irak yang mengungsi. Ia mengungkapkan, pengurangan jatah bulan ini mencapai lebih dari 50 persen untuk lebih dari 1,4 juta orang di seluruh Irak.
Pengurangan jatah sudah dirasakan di kamp pengungsian sebelah timur Mosul yang dikuasai ISIS. “Beberapa warga melarikan diri. Mereka memberikan makanan kepada seluruh keluarga kami, namun sekarang dikurangi,” kata Mahmoud Omar Shukri, Kepala Kamp Hassan Sham.
Sementara itu, Safa Shaker, seorang warga yang melarikan diri mengatakan, bantuan yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan keluarga besarnya, sehingga harus keluar dari Irak untuk bertahan hidup.
“Mereka telah mengurangi bantuan. Bagaimana kami bisa hidup? Kami adalah keluarga besar, tidak akan cukup. Kami melarikan diri dari ISIL untuk memiliki kesempatan hidup,” katanya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mosul merupakan tempat tinggal warga Irak yang terjebak dalam konflik. Hampir 1,5 juta orang bermukim di dalamnya. PBB telah memperingatkan krisis kemanusiaan dan eksodus pengungsi dan diperkirakan 650 ribu orang hidup tanpa air minum. (T/ism/R06/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama