London, 14 Sya’ban 1437/22 Mei 2016 (MINA) – Lembaga pemantau konflik di Suriah mengungkapkan, lebih dari 60.000 orang telah tewas akibat penyiksaan atau meninggal dalam kondisi yang mengerikan di dalam penjara pemerintah Suriah selama pemberontakan lima tahun di negara itu.
Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris mengatakan pada Sabtu (21/5), angka-angka korban diperoleh dari sumber-sumber pemerintah Suriah.
“Sejak Maret 2011, setidaknya 60.000 orang kehilangan nyawa mereka karena penyiksaan atau kondisi yang mengerikan, terutama kurangnya obat-obatan atau makanan di penjara rezim,” kata Rami Abdel Rahman, aktivis Observatorium, demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Meskipun konflik Suriah dimulai dengan protes rakyat terhadap Presiden Suriah Bashar Al-Assad, tapi protes itu dengan cepat menjadi perang saudara antara pemerintah dan kelompok oposisi.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Staffan de Mistura baru-baru ini memperkirakan bahwa 400.000 orang telah meninggal sepanjang lima tahun terakhir. Jumlah itu perkiraan pribadinya dan bukan statistik resmi PBB.
Menghitung jumlah tepat korban yang tewas adalah tidak mungkin, karena ada penghilangan paksa terhadap puluhan ribu warga Suriah yang nasibnya tetap tidak diketahui.
Nadim Houry, seorang peneliti Timur Tengah untuk Human Rights Watch (HRW) di Beirut, menuduh pemerintah Suriah melakukan “penyiksaan yang merajalela”.
“Kami tahu seberapa buruk situasi di fasilitas penahanan untuk waktu yang lama dan banyak orang yang telah meninggal di dalamnya,” kata Houry yang mengaku tidak bisa memverifikasi angka yang diungkapkan oleh Observatorium.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Desember, HRW menyimpulkan bahwa foto-foto Caesar, yaitu foto yang mendokumentasikan kematian lebih dari 28.000 orang di tahanan pemerintah Suriah yang diselundupkan ke luar negeri, menunjukkan pemerintah telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Kelompok Pendukung Suriah Internasional -koalisi 17 negara yang meliputi Amerika Serikat dan Rusia – telah mengeluarkan pernyataan pada Selasa yang mendesak Utusan Khusus PBB untuk merundingkan pembebasan tahanan di penjara pemerintah dan kelompok bersenjata di Suriah.
Dalam laporan Februari 2016, Dewan Hak Asasi Manusia PBB menuduh pasukan pemerintah dan oposisi, termasuk Nusra Front (Al-Qaeda) dan Islamic State (ISIS/Daesh) membunuh tahanan dengan penyiksaan. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata