Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga Perdamaian HWPL Andil Dalam Perdamaian Lintas Agama di Indonesia

Admin - Senin, 2 Januari 2017 - 14:00 WIB

Senin, 2 Januari 2017 - 14:00 WIB

444 Views ㅤ

HWPL-300x200.jpg" width="300" height="200" /> HWPL di Makasar

Jakarta, 3 Rabi’ul Akhir 1438/2 Januari 2017 (MINA) – Lembaga perdamaian Internasional Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL) berupaya untuk terus ikut andil dalam perdamaian lintas agama di Indonesia.

“Kantor Perdamaian Aliansi Agama-Agama di dunia (WARP) rutin diadakan di Indonesia di mana pemimpin agama dari berbagai agama datang bersama untuk menemukan jawaban dalam kitab suci mereka dari Medan, Makasar dan Surabaya,” sebagaimana rilis yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dalam surat pernyataan itu menyebutkan, setidaknya ada 103 pemimpin agama sejak 2015 telah berpartisipasi dengan mengunjungi kantor WARP yang telah tersebar di lebih 90 dari 193 negara.

“Orang yang beragama berkumpul di kantor WARP menjadi satu, dan mereka melakukan studi perbandingan agama. Ini memang yang harus dilakukan” kata Ketua HWPL Man-hee Lee.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Kamis Ini, Hujan Sepanjang Hari

Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), kata HWPL, telah tiga kali mengunjungi kantor WARP di Makasar dengan mengatakan, ” “Kita harus menemukan cara yang handal didasarkan pada kitab suci masing-masing agama untuk mencapai perdamaian. Kita harus belajar apa yang penting dalam setiap kitab suci,” kata salah seorang anggota PGI yang juga mendukung aktivitas Kantor WARP.

Sementara itu, Kasunosu Darianto Sekretaris dialog Asia-Timur di Indonesia hadir ke Kantor WARP di Surabaya tiga kali menyampaikan, “Saya berpikir, jika kita dapat menemukan konten inti dari setiap masalah, kita akan bisa mendapatkan bersama-sama, saya akan bergabung dalam pencarian untuk kitab suci yang terpercaya untuk menemukan apa yang sedang terjadi,” katanya

Lee juga sebelumnya membuat perjanjian perdamaian sipil antara Katolik dan Islam di pulau Mindanao di Filipina, yang dianggap sebagai daerah konflik terbesar di Asia. Ia memainkan peran penting dalam mengakhiri konflik berdarah 40 tahun, membawa sekitar satu perjanjian perdamaian resmi antara pemerintah dan lain-lain.(L/P3/RS3)

 

Baca Juga: Banjir Tanjabtim Jambi, Akses Jalan Terputus

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Kolom
Kolom