Washington, MINA – Gerakan perlawanan Hamas Palestina telah terbukti “tangguh” di medan perang meskipun menderita kerugian dalam agresi Israel yang menghancurkan Jalur Gaza, kata para pemantau perang.
Dikutip dari Press TV, dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (26/12), Institute for the Study of War (ISW) dan Critical Threats Project (CTP) menyoroti kemampuan Hamas untuk melakukan rekonstruksi di tengah kegagalan rezim pendudukan untuk melenyapkannya.
“Hamas tetap tangguh dan mampu menyusun kembali kemampuan militernya, meskipun mereka mengalami kerugian militer dalam perang sejauh ini,” kata laporan itu.
Kesepakatan apa pun yang mempertahankan Hamas di Gaza akan “sama saja dengan kekalahan Israel”, karena akan mempertahankan kelompok tersebut sebagai badan pemerintahan dan kekuatan militer di wilayah Palestina yang diblokade dan memungkinkan mereka mengancam rezim yang mengambil alih kekuasaan.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Israel mengobarkan perang genosida di Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan operasi bersejarah terhadap entitas pendudukan, sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Namun, 82 hari setelah serangan, Tel Aviv gagal mencapai tujuannya untuk menghancurkan Hamas dan menemukan sandera Israel di Gaza.
Pada hari Selasa, Menteri Urusan Militer Israel Yoav Gallant mengatakan, rezim Israel sedang berada dalam “perang multi-arena,” dan memperingatkan akan adanya pertempuran panjang di masa depan.
Komentar Gallant ini menyusul pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin bahwa perang Gaza masih jauh dari selesai.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Laporan hari Selasa yang dikeluarkan oleh pemantau perang AS menekankan bahwa para pejabat Israel telah menggarisbawahi perlunya perang “berkepanjangan” untuk mencapai tujuan yang mereka nyatakan di Gaza. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel