Gaza City, 13 Ramadhan 1434/21 Juli 2012 (MINA) – Kepala Lembaga Urusan Tahanan Palestina “Wa’ed”, Tawfiq Abu Naim mengatakan bahwa seorang tahanan mogok makan dan pemimpin Brigade Al-Qassam, Abdullah Barghouti menderita kondisi kesehatan yang serius sebagai akibat dari aksi mogok makan yang berlangsung selama lebih dari 70 hari.
Abu Naim mengatakan, Barghouti mulai aksi mogok makannya, tak lama setelah dibebaskan dari sel isolasinya, menunjukkan bahwa satu tahun di sel isolasi setara dengan lima tahun dalam sel penjara biasa.
Untuk bagiannya, Pusat Studi Tahanan Palestina mengatakan bahwa semua pengacara melaporkan dengan mengkonfirmasi keseriusan masalah kesehatan Barghouti dan menyerukan untuk meningkatkan kegiatan solidaritas untuk Barghouti.
Barghouti telah menderita beberapa masalah pada denyut jantung, ginjal, hati, arteri dan mata, media berbasis di Gaza, Al-Resalah melaporkan yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Ahad (21/7).
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa
Pusat Studi Tahanan Palestina meminta Raja Yordania Abdullah II, pemerintah Yordania, Otorita Palestina dan lembaga-lembaga internasional, terutama Palang Merah Internasional dan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, ikut campur tangan dan menyelamatkan nyawa tawanan Barghouti.
Lembaga itu juga mengimbau kepada masyarakat cinta kebebasan di seluruh dunia, kekuatan nasional dan Islam serta kedutaan Palestina dan Arab, untuk mengambil langkah-langkah nyata di negara-negara Barat dan sahabat dalam mendukung Barghouti.
Sementara itu, pengacara Hanan Al-Khatib mengatakan bahwa Barghouti telah menderita kerusakan serius dalam kondisi kesehatannya sebagai akibat dari penyusutan hati karena aksi mogok makan yang sedang berlangsung.
Khatib, yang mengunjungi Barghouti di Rumah Sakit Afula, menyatakan bahwa Barghouti telah mulai mengalami masalah berat pada denyut jantung dan selama sepekan terakhir ia diberi suntikan anti-inflamasi dan suntikan lain pada jantung dan hatinya.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Sekolah di Gaza, 7 Orang Syahid
Dia mencatat bahwa tahanan Barghouti menderita sering pingsan disebabkan oleh hipoglikemia (kandungan glukosa darah yang menurun secara abnormal), menambahkan bahwa statusnya mulai stabil setelah ia mulai mengambil gula dengan air.
Komite administrasi penjara Israel bidang medis mengancam untuk campur tangan dan memaksa memberinya makan, dengan dalih untuk mempertahankan hidupnya.
Barghouti, salah satu pemimpin sayap militer Hamas itu menjalani 67 hukuman seumur hidup, memulai mogok makan pada 2 Mei 2013 di penjara Israel ‘Gilboa’
Dia menegaskan bahwa ia bertekad untuk terus melakukan mogok makan, dan menuntut pembebasan semua tahanan asal Yordania ke Yordania serta memprotes penolakan kunjungan dari anggota keluarganya di Yordania.
Baca Juga: Al-Qassam Tembak Mati Tentara Zionis! Perlawanan Gaza Membara di Tengah Genosida
Sebelumnya, Israel segera memindahkan Barghouti ke sel isolasi di penjara Israel ‘Ramoun’ setelah dia mengumumkan aksi mogok makan dan kini, dia ditahan di Rumah Sakit Penjara Israel ‘Afula’ karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Terus Meningkat
Pusat Dukungan dan Hak Asasi Manusia (HAM) khusus Tahanan Palestina, Addameer melaporkan, hingga catatan Mei lalu, sekitar 4.979 warga Palestina masih berada di dalam penjara-penjara Israel tanpa tuduhan dan dakwaan yang jelas. Termasuk dalam tahanan itu ada delapan anggota parlemen aktif yang merupakan tahanan administratif.
Menurut pemantauan MINA, tahanan yang melakukan aksi mogok makan perorangan terus meningkat di penjara-penjara Israel.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
Addameer melaporkan, 13 tahanan, lima di antaranya berasal dari Yordania dan lainnya warga Palestina melakukan aksi mogok makan sebagai protes mereka atas penangkapan yang dilakukan Israel tanpa alasan dan pengadilan serta kebijakan penolakan kunjungan keluarga
Kini kondisi mereka semakin memburuk. Secara keseluruhan selama tiga bulan terakhir, telah ada 29 tahanan di penjara-penjara Israel yang melakukan aksi mogok makan perorangan.
Selama tiga bulan terakhir juga, Dua tahanan Palestina yang melakukan aksi mogok makan jangka panjang (lebih dari 250 hari), Ayman Sharawna dan Samer Issawi mencapai kesepakatan dengan otoritas Penjara Israel untuk mengakhiri aksi mogok makan mereka dengan pembebasan keduanya secara bersyarat. (T/P02/R2).
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang