Brebes, 23 Rajab 1438/20 April 2017 (MINA) – Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Leonard F Hutabarat PhD mengatakan, Hubungan Indonesia dengan Amerikat Serikat (AS) di bawah Persiden Donald Trump akan terjalin dengan baik.
Hal itu diungkapkannya saat menjadi dosen tamu di Universitas Peradaban Bumiayu (UPB) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (20/4).
Menurutnya, Presiden Trump lebih mementingkan hubungan bilateral dalam mengelola ekonomi negaranya. Sementara Indonesia juga banyak menyuplai produk-produk yang dibutuhkan oleh AS dan investasi AS di Indonesia juga cukup besar.
“Karena itu AS juga sangat berkepentingan Indonesia ini menjadi negara yang stabil di kawasan,” ujar Leonard dalam kuliah umum yang mengusung tema, “Kebijakan Amerika Serikat (AS) di Bawah Kepemimpinan Presiden Trump: Peluang dan Tantangannya Bagi Indonesia”.
Kebijakan Trump yang mementingkan kontra terorisme dunia, bagi Indonesia juga memiliki sikap khusus dalam penanganan terorisme. Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia dapat meluruskan pemahaman AS yang mengidentikkan terorisme dengan Islam.
“Sebenarnya isunya itu menghadapi terorisme bukan Islam, tapi pemahaman Trump tentang Islam yang berbeda,” kata Leonard.
Dikatakan, Indonesia dapat berperan sebagai jembatan dalam pemahaman tentang terorisme, karena populasi muslim terbesar dunia di Indonesia. Islam yang ada di Indonesia berbeda dengan yang di Timur Tengah.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
“Jadi jangan kemudian stereotip terhadap Islam,” tegas Leonard pada kuliah umum yang diselingi dengan tanya jawab dan dipandu oleh Dosen HI UPB, Agung Prasetio.
Peran Indonesia akan sangat krusial, ada nilai tambah yang dapat dikenalkan sebagai midle power untuk menjembatani negara-negara besar terhadap isu-isu global, seperti terorisme. Itulah peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia di dunia.
Sikap Indonesia yang menyesalkan dan tidak mendukung atas serangan misil AS ke Suriah belum lama ini, merupakan sikap Indonesia yang tidak setuju dengan penyelesaian konflik secara militer. Indonesia lebih mengedepankan pendekatan politik untuk penyelesaian masalah.
“Tindakan militer tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan akan lebih panjang dan itu namanya hukum rimba,” ucap Leonard.
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Indonesia lebih memilih penyelesaian dengan pihak-pihak yang terkait untuk duduk bersama mencari jalan keluar. Indonesia juga punya pengalaman dalam menyelesaikan konflik dan selesai dengan cara politik.
“Masalah Aceh tidak puluhan tahun tidak selesai dengan cara militer, tapi dengan cara politik manjadi cepat selesai,” tandas Leonard. (L/B05/RI-1 )
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.