Tripoli, 24 Ramadhan 1434/1 Agustus 2013 (MINA) – Perdana Menteri Libya, Ali Zeidan mengatakan dirinya telah memutuskan untuk tidak melaksanakan perombakan kabinet yang bertujuan untuk memecahkan krisis politik dan mengakhiri gelombang kekerasan.
“Setelah memeriksa kemungkinan dampak dari langkah tersebut, kami telah memilih untuk tidak mengubah pemerintahan,” kata Zeidan dalam konferensi pers, Modern Ghana melaporkan yang dikutip MINA (Mi’raj News Agency).
Perdana menteri juga mengatakan bahwa dirinya telah mengambil keputusan setelah berkonsultasi dengan penasehatnya dan anggota Kongres Nasional Umum (General National Congress/GNC), otoritas politik tertinggi di negara itu.
Namun, dalam konferensi pers pada Rabu (31/7) itu, dia mengatakan “komite krisis” akan dibuat pada tingkat kabinet agar dapat bereaksi dengan cepat terhadap perkembangan di negara itu.
Baca Juga: Wabah Kolera Landa Sudan Selatan, 60 Orang Tewas
Komite tersebut terdiri dari Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, Menteri hukum, dan kepala intelijen.
Sebelumnya, Zeidan telah mengumumkan pada Senin (29/7) bahwa ia akan melakukan perombakan kabinet, dan akan mengumumkan pada hari berikutnya.
Pada saat yang sama, Perdana Menteri Libya mengatakan, dirinya telah mengusulkan kepada GNC, pengganti mantan Menteri Pertahanan, Mohammed Al-Barghati, yang mengundurkan diri pada akhir Juni. Namun, ia tidak mengungkapkan nama calon.
Sejak diktator lama Moammar Kadhafi digulingkan dalam pemberontakan tahun 2011, pemerintah baru negara itu telah berjuang untuk memulihkan ketertiban dan membentuk polisi dan militer profesional.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Sementara itu, kemarahan publik tumbuh dalam kekerasan yang meluas, termasuk ‘pembunuhan politik’ yang berkembang di negara itu, terutama di wilayah timur. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20